KUDUS - Polres Kudus, Jawa Tengah, mengusulkan peniadaan penggunaan sound horeg atau battle sound dalam setiap kegiatan demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar.
"Kita harus sepakat untuk meniadakan dan mengurangi penggunaan sound horeg karena potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat jauh lebih besar," kata Wakapolres Kudus Kompol Satya Adi Nugraha didampingi Kasat Reskrim AKP Danang Sri Wiratno dikutip ANTARA, Selasa, 16 April.
Menurut dia pelaksanaan takbir keliling tetap bisa dilaksanakan menjelang perayaan Hari Raya Idul fitri, sedangkan penggunaan sound berlebihan perlu dihindari.
Hal itu, imbuh dia, tentunya demi situasi wilayah tetap kondusif, mencegah timbulnya kecemburuan, konflik antar warga, serta mencegah timbulnya korban.
Dalam pelaksanaan takbir keliling di Desa Undaan Tengah, ternyata menimbulkan korban jiwa karena berawal dari matinya mesin diesel yang digunakan untuk sound system salah satu rombongan takbir keliling, ternyata berbuntut adu mulut hingga pengeroyokan yang menimbulkan korban jiwa.
Korban meninggal setelah sempat menjalani perawatan medis, ternyata ada luka bagian kepala yang diduga akibat benda tumpul.
"Hingga kini, masih berupaya melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap barang buktinya," ujarnya.
Dari kasus pengeroyokan tersebut, Polres Kudus mengamankan delapan orang berinisial SR, RT, MZ, MRB, dan MKA. Sedangkan dua orang lainnya masih anak-anak.
Kronologi pengeroyokan berawal ketika mesin disel salah satu rombongan takbir keliling di Desa Undaan Tengah mati, sehingga peserta lain yang kebetulan mendahului melontarkan kata-kata bernada ejekan. Tak terima, lantas dibalas sehingga terjadi adu mulut dan berbuntut pengeroyokan.
Korban pengeroyokan berinisial SS warga Desa Undaan Tengah sempat pulang ke rumahnya, sebelum akhirnya harus menjalani perawatan medis. Namun, nyawa korban tidak tertolong karena mengalami luka pada bagian kepala.