Bagikan:

JAKARTA - Masjid Istiqlal menggelar salat Idulfitri 1 Syawal 1445 Hijriah pada hari ini, Rabu, 10 April. Khatib di Masjid Istiqlal, KH Abdul A'la Basyir mengingatkan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam ceramahnya.

“Kita memerlukan persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh. Dalam suasana yang penuh kondisi keterpecahbelahan kita sulit melakukan apapun yang bermakna,” kata KH Abdul A’la Basyir di hadapan jemaah salat Idulfitri.

“Dalam situasi yang penuh bermusuhan kita tentu sulit menghasilkan karya besar untuk masyarakat dan bangsa,” sambungnya.

KH Abdul A’la Basyir menyebut Indonesia adalah negara yang punya keragaman suku dan agama. Tapi, semuanya harus bersatu dan saling membantu.

“Tidak ada pilihan bagi kita umat Islam dan unsur-unsur lain bangsa Indonesia selain meneguhkan kesatuan dan persatuan,” tegasnya.

Lebih lanjut, KH Abdul A’la Basyir menilai Idulfitri adalah penanda lulusnya umat Islam melewati ujian bulan Ramadan. Mereka diharap bisa menjadi manusia baru ke depan.

“Kembali ke fitrah merupakan salah satu karunia Allah yang sangat berharga. Salah satu indikasinya adalah menguatnya integritas kepribadian. Kita dapat mengembangkan budi pekerti baik dan perilaku luhur pada satu sisi dan mengendalikan hawa nafsu emosi negatif san perilaku jelek pada sisi yang lain,” ujar KH Abdul A’la Basyir.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin turut hadir melaksanakan salat Idulfitri di Masjid Istiqlal, Jakarta. Ini adalah momen terakhir mereka berlebaran sebelum masa jabatannya berakhir.

Jokowi dan Ma’ruf Amin salat Idulfitri bersama para menteri di kabinetnya. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian; Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan; Menteri Investasi Bahlil Lahadalia; Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi; serta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto.

Hadir juga Kepala Staf Kantor Presiden Moeldoko serta tamu undangan lain, seperti duta besar dari negara sahabat.