Bagikan:

JAKARTA - Guru Besar Filsafat Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara, Franz Magnis Suseno, menilai presiden layaknya mafia bila bertindak tidak sesuai dasar hukum dan sematan demi kepentingan masyarakat.

Pernyataan itu disampaikan pria yang kerap disapa Romo Magnis ketika menjadi ahli Ganjar-Mahfud dalam persidangan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa 2 April.

Berawal dari presiden yang disebut merupakan penguasa dari seluruh masyarakat. Sehingga, ada etika yang mesti dijalani yakni tanggung jawab bagi keselamatan seluruh bangsa

"Segala kesan bahwa ia memakai kekuasaannya demi keuntungannya sendiri atau demi keuntungan keluarganya adalah fatal. Maka seorang presiden harus menjadi milik semua, bukan hanya misalnya miliki dari mereka yang memilihnya," ujar Romo Magnis.

Meskipun sosok presiden itu berasal dari salah satu partai, tindakan atau keputusan yang diambil harus mengutamakan kepentingan masyarakat.

Namun, apabila yang terjadi sebaliknya, maka, sosok presiden layaknya pimpinan organisasi mafia.

"Memakai kekuasaan untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu membuat presiden menjadi mirip dengan pimpinan organisasi mafia," ucapnya

"Di sini dapat diingatkan bahwa presiden Indonesia dirumuskan dengan bagus dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945," sambung Romo Magnis.

Kemudian, Romo Magnis juga mengutip filsuf Immanuel Kant yang menyatakan bila penguasa bertindak tidak atas dasar hukum dan demi kepentingan seluruh masyarakat, maka, timbul rasa tak aman.

"Akibatnya hidup dalam masyarakat tidak lagi aman, negara hukum akan merosot menjadi negara kekuasaan dan akan mirip wilayah kekuasaan sebuah mafia," kata Romo Magnis.