Bagikan:

JAKARTA - Polres Metro Jakarta Utara melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang terkait insiden tewasnya satu keluarga di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara.

"Kami lakukan olah tempat kejadian ulang dan membaca lebih detail lagi, temuan untuk dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi," kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setiyawan kepada wartawan, Rabu, 13 Maret.

Gidion juga mengatakan bila pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan autopsi hingga Deoxyribo Nucleic Acid (DNA).

“Kita butuh pemeriksaan DNA, kita butuh pemeriksaan autopsi psikologi yang kemudian secara komprehensif baru nanti bisa kita simpulkan,” ucapnya.

Perihal informasi tentang motif keluarga melakukan aksi bunuh diri (bundir) karena permasalahan utang pinjaman online (pinjol), Gidion mengaku belum dapat menyimpulkan. Sebab, menurutnya pihaknya hingga kini masih melakukan pemeriksaan.

“Sudah kita lakukan pemeriksaan dari TKP maupun lingkungan keluarga. Tapi kita masih belum bisa putuskan belum bisa simpulkan (motif utang pinjol),” ungkapnya.

Sebelumnya, satu keluarga ditemukan tewas usai terjun bebas dari lantai 22 di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu sore, 9 Maret.

Tetangga korban yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan keluarga itu melompat diduga karena permasalahan ekonomi. Hal ini diperkuatnya setelah dirinya melihat ada orang tak dikenal (OTK) mendatangi mereka dan menagih utang.

“Saya pernah lihat orang tagih dia kan, orang namanya tagih utang kan pasti ada sedikit kasar atau gimana kan, dari situ saya tahu (karena) ekonomi,” katanya, Sabtu, 9 Maret, malam.

Terlebih, ia juga menyebut keluarga itu kerap meminjam uang kepada dirinya. Namun, saat itu, ia tengah tidak memiliki uang untuk meminjamkan kepada korban.

“Terakhir ini juga sering pinjam tapi kemampuan terbatas, pinjam dicuekin (tidak dapat pinjaman). Pokoknya terakhir dia pinjam uang itu mau pinjam 20 juta, buat modal usaha. Saya bilang terlalu besar kan,” ucapnya.

Selain itu, ia juga mengatakan korban pernah bercerita bila rumahnya telah disita oleh bank. Oleh sebab itu, dia memutuskan meninggalkan apartemen dan pergi ke Solo, Jawa Tengah.

“Cuma terakhir dia mau pergi, rumah dia sudah disita bank, dia kan kongsi kapal sama saudaranya, habis gak dapat apa-apa. Terakhir-terakhir dia bilang mau pindah ke Solo,” ucapnya.