Bagikan:

JEPARA - Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Jepara, Eko Cahyo Puspeno, mengumumkan bahwa sebuah tim peneliti telah dikerahkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk menyelidiki wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang melanda Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Tim ini terdiri dari ahli dari Kementerian Kesehatan, Balai Laboratorium Kesehatan Semarang, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan Salatiga, dan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara.

"Tim yang diterjunkan selain dari Kementerian Kesehatan RI, juga ada dari Balai Laboratorium Kesehatan Semarang, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan Salatiga, dan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara," ujarnya di Jepara, Senin.

Selama tiga hari terakhir, tim peneliti telah melakukan pengambilan sampel darah dari penderita DBD serta sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian yang tersebar di berbagai kecamatan di Jepara.

Eko Cahyo Puspeno menjelaskan bahwa hasil penelitian masih dalam proses, tetapi diharapkan dapat memberikan informasi penting mengenai jenis virus DBD yang menginfeksi warga Jepara, termasuk seberapa ganasnya virus tersebut. Dia juga menyoroti bahaya transmisi virus dari jentik nyamuk ke manusia sebelum nyamuk tersebut menggigit.

"Sementara penelitian vektor nyamuk untuk mengetahui saat masih dalam bentuk jentik nyamuk sudah mengandung virus DBD atau tidak. Jika iya, tentunya ada transmisi transovarial atau transmisi dari induk ke telur nyamuk. Tentunya berbahaya sekali saat jentik sudah ada virusnya tanpa menggigit penderita," ujar Eko.

Selain penelitian, upaya pemberantasan penyakit juga dilakukan melalui fogging di beberapa desa. Pihak Dinas Kesehatan juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan serangkaian langkah pencegahan, termasuk menanam tanaman penolak nyamuk dan memastikan tidak adanya tempat-tempat yang memungkinkan nyamuk berkembang biak di sekitar rumah.

Eko Cahyo Puspeno menekankan pentingnya kerja sama semua pihak dalam memerangi wabah ini, dengan masyarakat diharapkan turut serta dalam pemantauan jentik nyamuk di lingkungannya masing-masing.

"Kami juga berharap, setiap rumah ada orang yang ditugasi menjadi pemantau jentik. Sedangkan untuk mengawasinya desa bisa membentuk kader pemantau jentik untuk memastikan di masing-masing rumah warga bebas jentik nyamuk atau istilahnya 'tilik tonggo' atau menyambangi tetangga," ujarnya.