Begini Kronologi Sekeluarga Akhiri Hidup dengan Lompat dari Lantai 22 Apartemen Jakut
Satu keluarga ditemukan tewas, usai terjun bebas dari lantai 22 di Apartemen Teluk Intan (Jehan/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Penghuni Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara dihebohkan dengan adanya penemuan jenazah satu keluarga yang diduga melakukan tindakan bunuh diri (bundir) dengan cara melompat dari lantai 22.

Kapolsek Penjaringan, Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan peristiwa itu diketahui pada Sabtu, 9 Maret, sekiranya sore hari. Adapun inisial para korban yakni EA (51), A (52), JWA (13) dan JL (16).

Kejadian bermula saat keluarga itu tiba di Apartemen dengan menggunakan mobil Gran Max B-2972-BIQ pada Sabtu, 9 Maret, pukul 16.02 WIB.

Kemudian, mereka masuk ke dalam lift. Saat itu nampak sang ayah mencium kening dari anak-anaknya dan istrinya. Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas.

“Pukul 16.05 WIB, keluar dari lift di tangga 21 berdasarkan cctv, naik ke tangga darurat untuk ke rooftop apartment,” kata Agus saat dikonfirmasi, Minggu, 10 Maret.

Setelah tiba di Rooftop Apartemen itu, mereka memutuskan untuk melompat dari lantai 22. Saat kejadian, petugas keamanan mendengar bunyi benturan keras.

Sontak hal itu menarik perhatiannya. Ternyata saat dilakukan pengecekan, ditemukan 4 orang jenazah dengan kondisi mengenaskan.

“Ternyata ada empat mayat yang tergeletak. Hasil pengecekan sementara, betul bahwa ternyata empat orang yang ditemukan tewas tergeletak, pakaian-pakaian yang digunakan,” ujarnya.

Kesaksian Tetangga

Tetangga korban yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan keluarga itu melompat diduga karena permasalahan ekonomi yakni desakan penagihan utang. Hal ini diperkuatnya setelah dirinya melihat ada orang tak dikenal (OTK) mendatangi mereka dan menagih utang.

“Saya pernah lihat orang tagih dia kan, orang namanya tagih utang kan pasti ada sedikit kasar atau gimana kan, dari situ saya tahu (karena) ekonomi,” katanya, Sabtu, 9 Maret, malam.

Terlebih, ia juga menyebut keluarga itu kerap meminjam uang kepada dirinya. Namun, saat itu, ia tengah tidak memiliki uang untuk meminjamkan kepada korban.

“Terakhir-terakhir ini juga sering pinjam tapi kemampuan terbatas, pinjam dicuekin (tidak dapat pinjaman). Pokoknya terakhir dia pinjam uang itu mau pinjam 20 juta kan, buat modal usaha, saya bilang terlalu besar kan,” ucapnya.

Selain itu, ia juga mengatakan korban pernah bercerita bila rumahnya telah disita oleh bank. Oleh sebab itu, dia memutuskan meninggalkan Apartemen dan pergi ke Solo, Jawa Tengah.

“Cuma terakhir dia mau pergi, rumah dia udah disita bank, dia kan kongsi kapal sama sodaranya, habis gak dapat apa-apa. Terakhir-terakhir dia bilang mau pindah ke Solo kan,” ucapnya.