Kemenag Gandeng Influencer Jadi Kader Hisab Rukyat
Kemenag gandeng influencer jadi kader hisab rukyat nasional (dok. Kemenag).

Bagikan:

Jakarta - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama menggandeng ratusan influencer menjadi kader hisab rukyat nasional jelang Ramadan 1445 H.

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, mengatakan pada era kemajuan teknologi, kontestasi di ruang publik akan didominasi oleh mereka yang paling sering hadir. Karena itu, Kemenag menggandeng influencer untuk mengisi ruang tersebut.

"Para influencer atau para aktivis media sosial, kalianlah yang akan memenangi kontestasi itu. Jadi, saya kira kegiatan ini akan sangat produktif karena kita akan mencoba mengambil porsi dalam kontestasi di dunia maya," ujar Kamaruddin pada Sabtu, 9 Maret 2024.

Menurut Kamaruddin, kegiatan edukasi, simulasi, dan visualisasi hilal awal Ramadan yang bertajuk Catch the Moon Ramadhan Kareem dari 8-10 Maret 2024 di Jakarta ini ingin mengenalkan lebih dekat proses pemantauan hisab rukyat yang selama ini dilakukan Pemerintah.

"Kami ingin memperkenalkan hisab rukyat yang sesungguhnya merupakan kebutuhan umat Islam seluruh dunia, tetapi tidak banyak diketahui," kata Kamaruddin dilansir Antara.

Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, mengatakan kaderisasi hisab rukyat ini dikemas dalam berbagai kegiatan, termasuk melibatkan milenial dan influencer dari seluruh Indonesia.

Adib mengatakan pendaftar melalui daring lebih dari 3.500 orang. Para influencer yang datang langsung juga akan mengikuti lokakarya bersama Tim Kehumasan Ditjen Bimas Islam.

"Ada juga yang hadir melalui Zoom sebanyak 734 peserta. Selain itu, ada juga yang mengikuti melalui live streaming. Jadi, peserta keseluruhannya sekitar 3.500 orang," kata Adib.

Adib lebih lanjut mengungkapkan kegiatan ini diharapkan menghasilkan dua hal. Pertama, pemahaman di kalangan milenial dan umat Islam tentang bagaimana mekanisme Sidang Isbat penentuan awal bulan Kamariyah, terutama Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.

"Dengan adanya pemahaman ini, terjadi saling pengertian terkait dengan persoalan hisab rukyat," ujarnya.

Kedua, tujuan kegiatan ini ialah untuk membangun pemahaman bersama tentang pentingnya memberi layanan kepada masyarakat terkait waktu salat, puasa, Lebaran, dan ibadah lainnya yang membutuhkan ilmu astronomi Islam.