Bagikan:

JAKARTA - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri telah memetakan beberapa daerah yang perlu mendapat perhatian khusus saat mudik Idulfitri atau Lebaran 2024. Jawa Tengah dan Yogyakarta berada di urutan teratas.

"Jawa Tengah dan DIY itu adalah selain jalur lintasan, dia juga jalur tujuan orang mudik itu paling banyak presentasenya itu di Jawa Tengah dan Yogyakarta," ujar Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Raden Slamet Santoso kepada wartawan dikutip Kamis, 7 Maret.

Kemudian, daerah lainnya yang berdasarkan hasil analisa dan data tahun sebelumnya, Jawa Timur menjadi daerah ke dua yang akan banyak didatangi pemudik.

Perhatian khusus yang dimaksud yakni berkaitan dengan arus lalu lintas kendaraan. Dengan menjadi daerah yang paling banyak dituju, maka, potensi terjadi kemacetan semakin besar.

"Nomor dua baru Jawa Timur dan nomor tiganya baru arah Sumatera," sebutnya.

Meski demikian, bukan berarti wilayah lainnya tidak berikan perhatian. Semua akan diberlakukan serupa seperti penerapan skema rekayasa lalu lintas bila terjadi kemacetan.

"Cara bertindak saya rasa semua sudah kita persiapkan dari mulai contohnya yang kita atensi pasti ya daerah Cipali, Kalikangkung kemudian tol-tol fungsional yang ada. Di Cibitung-Cileunyi sampai Jogja-Solo," kata Slamet.

Korlantas Polri memprediksi terjadinya peningkatan jumlah pemudik sebesar 6 persen saat Idulfitri atau Lebaran 2024 bila dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlahnya mencapai 136,7 juta orang.

"Kalau tahun lalu ada 123 juta lebih masyarakat Indonesia yang melakukan mudik-balik, dan berwisata selama libur Idulfitri kalau ditambah 5 persen, 6 persen itu ada di angka 136 juta," ujar Kakorlantas Polri Irjen Aan Suhanan.

Selain itu, diprediksi juga puncak arus mudik Idulfirti atau Lebaran 2024 terjadi pada 5 April. Skema rekayasa lalu lintas telah disiapkan untuk mengurai kemacetan.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut untuk menghadapi puncak arus mudik, Polri sudah mempersiapkan beberapa skema rekayasa lalu lintas yakni contraflow, one way, dan pembatasan angkutan barang sumbu tiga.

"Pengalihan arus lalin bersifat situasional, dinamis yang dijadwalkan kurang lebih mulai pada 5 April 2024," ujarnya.

Mengenai skema contraflow, lanjut Trunoyudo, akan diberlakukan mulai dari KM 36 hingga KM 70 Tol Jakarta-Cikampek.

Sementara untuk skema one way akan diterakan dari KM 72 Tol Cipali hingga KM 414 Tol Kalikangkung.

"(Skema rekayasa lalu lintas) Tentunya ini mendasari dari hasil analisa dan evaluasi tahun lalu," kata Trunoyudo.