Walhi Nilai Perlunya Restrukturisasi Drainase Cegah Meluasnya Banjir Bandar Lampung
Banjir di Desa Hajimena, Lampung Selatan, Sabtu 24 Februari. (ANTARA-Riadi Gunawan)

Bagikan:

JAKARTA - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menilai perlunya restrukturisasi sistem drainase untuk mencegah meluasnya titik banjir di Kota Bandar Lampung.

"Selain normalisasi sungai, untuk mengantisipasi perluasan dan penambahan titik banjir harus ada restrukturisasi sistem drainase. Sebab drainase yang ada saat ini peninggalan tahun 1980-1990-an sudah terlalu tua," ujar Direktur Eksekutif Daerah Walhi Lampung Irfan Tri Musri di Bandar Lampung, Minggu 25 Februari, disitat Antara.

Ia mengatakan, dengan drainase yang sudah berusia cukup tua di Kota Bandar Lampung, tidak sebanding dengan peningkatan kepadatan penduduk saat ini.

"Kualitas, daya dukung, daya tampung air di drainase saat ini berbeda dengan awal dibuat karena makin padat penduduk. Sehingga dipastikan intensitas air makin meningkat sedangkan drainase tidak mampu menampungnya jadi perlu ada restrukturisasi," tuturnya.

Dia menjelaskan, selain melakukan restrukturisasi drainase, pemerintah kota pun harus mengatur pengelolaan sampah dengan baik, guna mencegah penyumbatan di drainase.

"Sistem pengelolaan sampah harus diperbaiki untuk meminimalisir sampah bermuara di sungai dan menyumbat drainase. Ini dilakukan untuk mencegah adanya kejadian banjir yang berulang," ucap dia.

Menurut dia, banjir yang terjadi di 11 titik di Kota Bandarlampung pada Sabtu 24 Februari malam menjadi banjir dengan intensitas cukup besar di banding dengan banjir yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

"Sebelas lokasi yang semalam terdampak banjir ini merupakan daerah-daerah yang sering banjir, tetapi yang terjadi semalam ini jauh lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan wilayahnya mulai meluas ke daerah yang tidak pernah banjir ini harus jadi perhatian pemerintah untuk melakukan langkah mitigasi agar tidak makin meluas," tuturnya.

Ia merincikan sebelas lokasi terdampak banjir di Kota Bandarlampung tersebut meliputi Perumahan Ragom Gawi Kecamatan Kemiling, daerah Rajabasa Nyunyai Kecamatan Rajabasa, Jalan Lintas Sumatera Hajimena, area belakang Politeknik Negeri Lampung (Polinela) Kecamatan Rajabasa.

Wilayah di sekitar Universitas Teknokrat Kecamatan Labuhan Ratu, Gang Cuek daerah Way Halim Permai Kecamatan Way Halim, area sekitar Rumah Sakit Urip Sumoharjo, Gang Persada Kalibalau, Perumahan Karunia Indah Kecamatan Sukabumi, Jalan Hayam Wuruk Kecamatan Kedamaian tepatnya di sekitar cucian Andre hingga jalan menuju Campang Raya, dan Jalan Yos Sudarso Teluk Betung.

"Lokasi-lokasi terdampak banjir ini memang secara geografis berada tidak jauh dari sungai, jadi harus ada keseriusan untuk menangani banjir baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang berdasarkan fakta di lapangan dan aspirasi masyarakat terdampak," tandasnya.