Bagikan:

SURABAYA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya, Jawa Timur mempersiapkan santunan bagi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia usai bertugas di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Sekretaris KPU Kota Surabaya Titus Saptadi mengaku telah menerima laporan dua orang petugas KPPS meninggal dunia, yakni atas nama Imnesti Aufa (22) asal Plemahan dan Joko Budiono (51) asal Krukah Utara.

"Memang benar kami sudah menerima laporan ini, maka berdasarkan Keputusan KPU Nomor 59 Tahun 2023 untuk pedoman teknis pemberian santunan kematian dan santunan kecelakaan kami proses sesuai prosedur administrasi dan secara faktual," kata Titus di Surabaya, Jumat, 16 Februari.

Ia menyebut dana santunan itu senilai Rp36 juta dan akan diberikan secara langsung kepada masing-masing keluarga atau ahli waris.

"Kemudian dapat diberikan biaya pemakanan Rp10 juta," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Ketua KPPS TPS 42 Joko Budiono meninggal dunia karena sakit pada Jumat. Almarhum sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo, Surabaya, pada Rabu (14/2).

Sedangkan, seorang petugas KPPS atas nama Imnesti Aufa asal Jalan Plemahan meninggal dunia karena mengalami kecelakaan lalu lintas seusai merampungkan tugas di TPS 41, Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari.

Titus menjelaskan, penyerahan santunan kematian kepada ahli waris menyesuaikan dengan masa kerja KPPS yang terhitung sejak awal dilantik hingga akhir masa tugas.

"Jadi harus kami teliti, mereka sudah dilantik tanggal 25 Januari dan batas terakhir 25 Februari, bisa kami cover nanti santunannya," ucap dia.

Saat ini KPU Kota Surabaya masih mengupayakan untuk mengumpulkan data administrasi dua petugas KPPS yang meninggal dunia dengan berkoordinasi bersama para ahli warisnya.

"Kami laporkan ke KPU provinsi untuk diteruskan kepada KPU RI, setelah ada perintah kami akan menindaklanjuti," ujarnya.

Sementara itu, Titus menyebut ada sejumlah petugas yang mengalami gangguan kesehatan karena kelelahan hingga kecelakaan saat bertugas di Pemilu 2024.

"PPK satu orang, PPS tiga orang, KPPS lima orang. Satu KPPS ada yang dirawat di rumah sakit karena kecelakaan saat membawa kotak suara dari TPS ke PPS, kejadiannya di Jalan Tenggilis Mejoyo," kata Titus.