JAKARTA - Satgas Pangan Bareskrim Polri terus mengawasi pendistribusian beras di berbagai daerah. Langkah ini dilakukan karena terjadi kelangkaan beras yang berujung kenaikan harga.
“Satgas Pangan Polri dan jajarannya terus melakukan monitoring dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras," ujar Kasatgas Pangan Polri, Brigjen Whisnu Hermawan dikutip Jumat, 16 Februari.
Monitoring atau pengawasan dilakukan di daerah-daerah yang menjadi sentra produksi beras. Sebab, setiap daerah memiliki perbedaan karakteristik dalam teknis pendistribusiannya.
“Selain itu, juga dilakukan pengawasan terhadap jalur-jalur pendistribusiannya, sehingga diharapkan tidak ada daerah yang ketersediaannya berasnya kurang,” ungkapnya.
Pengawasan juga dilakukan di tempat penggilingan beras, gudang-gudang penyimpanan, toko retail modern maupun pasar tradisional. Tujuannya agar mengetahui kondisi yang aktual bila ditemukan hambatan.
Proses monitoring ketersediaan dan harga beras di daerah dilakukan oleh Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda jajaran. Nantinya, hasil pengawasan akan dilaporkan secara berkala ke Satgas Pangan Bareskrim.
“Tentunya, kerja sama dengan Dinas Provinsi terkait yang bertujuan memastikan kondisi di lapangan,” ujarnya.
Sementara ini, kata Whisnu, hambatan yang ditemukan di lapangan yakni terjadinya gagal panen akibat dari cuaca di beberapa daerah. Namun, lanjut dia, kondisi ketersediaan beras saat ini di daerah beberapa daerah masih aman meskipun harganya mengalami perbedaan sesuai harga eceran tertinggi (HET).
BACA JUGA:
“Hingga saat ini kondisi ketersediaan beras di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Maluku dan Papua masih aman. Namun, untuk harga memang berbeda sebagaimana memang ada perbedaan HET sesuai dengan zonanya masing-masing," ungkapnya.
Namun demikian, Satgas Pangan Polri memastikan bahwa stok atau ketersediaan beras masih mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.