JAKARTA - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menduga ada anomali di balik hasil quick count atau hitung cepat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di sejumlah daerah.
Dugaan itu disampaikannya saat menjawab pertanyaan soal perolehan suara Ganjar-Mahfud di posisi terendah di Jawa Tengah, Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurutnya, dugaan itu berdasarkan perbandingan hasil perolehan suara PDIP di tingkat Pemilihan Legislatif (Pileg).
"Kan quick count itu, real count-nya belum. Hasil dari quick count perolehan PDI-P, saya kira masih tinggi ya, kalau enggak salah masih nomor satu ya. Agak anomali dengan suara saya," ujar Ganjar kepada wartawan, Kamis, 15 Februari.
Di daerah-daerah yang kerap disebut kandang banteng itu perolehan suara Ganjar-Mahfud kalah dari pasangan Prabowo-Gibran.
Karenanya, Ganjar menyebut pihaknya sedang menyelidiki perbandingan mencolok antara suara Pilpres dan Pileg tersebut. Harapannya, penyebab di balik hal itu bisa segera ditemukan.
"Maka hari ini sedang diselidiki oleh kawan-kawan, mudah-mudahan nanti ketemu apa faktornya," kata Ganjar.
BACA JUGA:
Sebagai contoh, quick count Litbang Kompas dengan data yang masuk mencapai 88,45 persen per pukul 21.21 WIB, pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan 58,73 persen suara. Sementara 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD hanya memperoleh 16,17 persen.
Kemudian, quick count Litbang Kompas untuk Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 memperlihatkan PDI-P teratas dengan perolehan 17,28 persen, walau posisi data yang masuk masih 60,90 persen.