JAKARTA - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz meminta Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk menyiapkan peningkatan layanan kejiwaan, baik konseling maupun kesehatan jiwa jelang hari pemungutan suara Pemilu 2024.
“Kami mengimbau agar Dinkes melakukan langkah-langkah antisipatif menyiapkan fasilitas kesehatan menjelang Pemilu, khususnya untuk kesehatan kejiwaan,” kata Aziz dalam keterangannya, Kamis, 25 Januari.
Aziz memandang, layanan kejiwaan ini perlu diantisipasi saat masa pemilu karena untuk menghadapi peningkatan jumlah pasien jiwa dari kalangan peserta pemilu, khususnya calon anggota legislatif (caleg) yang gagal lolos ke parlemen.
“Belajar dari sikon (situasi dan kondisi) di pemilu-pemilu sebelumnya, kecenderungan orang stres meningkat pasca pemilu,” ungkap dia.
Lebih lanjut, Aziz juga mengingatkan agar Dinkes DKI turut meningkatkan kesiapan rumah sakit jiwa untuk menerima pasien yang membutuhkan penanganan lanjutan.
“Layanan di RS jiwa harus siap menerimanya,” ujar Aziz.
Terpisah, Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono juga meminta Pemprov DKI menjamin kesehatan para petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang menjalankan tugasnya pada Pemilu 2024.
Pemprov DKI, lanjut Mujiyono, disarankan untuk membagikan suplemen dan vitamin agar para petugas memiliki stamina dan kondisi kesehatan yang baik saat melaksanakan tugas pemungutan hingga penghitungan suara selesai.
BACA JUGA:
“Selama ini dari periode ke periode Pemilu itu jarang sekali ada pemberian suplemen. Makanya Komisi A akan menyampaikan kepada eksekutif terkait untuk penyediaan suplemen, karena ternyata di Dinas Kesehatan pagu anggaran itu tidak ada,” ucap Mujiyono.
Ia berharap dengan pemberian suplemen dan vitamin, tidak ada lagi petugas KPPS yang jatuh sakit hingga meninggal dunia seperti saat Pemilu 2019 lalu. Dimana Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatatkan sebanyak 31 petugas KPPS di Jakarta meninggal dunia dan 158 jatuh sakit karena faktor kelelahan.