Situasi Internasional Bergejolak, Xi Jinping Tekankan Pentingnya Kemitraan China-Eropa
Presiden China Xi Jinping di KTT G20 (FOTO VIA ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA -Presiden China Xi Jinping mengatakan Beijing selalu menganggap Eropa sebagai mitra sambil  memuji perdana menteri Belgia atas pernyataannya yang menentang "pemisahan dan pemutusan hubungan".

Presiden Xi bertemu dengan Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo, yang tiba di Beijing dalam kunjungan resminya selama dua hari pada Kamis, 11 Januari.

Selama pertemuan tersebut, Xi dan China menyatakan menyambut perusahaan-perusahaan Belgia untuk berinvestasi dan beroperasi di negaranya. 

Xi  berharap Eropa juga akan menyediakan lingkungan bisnis yang adil, transparan, dan nondiskriminatif bagi perusahaan-perusahaan China.

"Menghadapi situasi internasional yang bergejolak, lebih banyak 'jembatan' perlu dibangun antara China dan Eropa," kata Xi, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri dilansir ANTARA dari Anadolu, Sabtu, 13 Januari.

Dia juga menyampaikan kesediaan China untuk bekerja sama dengan Uni Eropa guna mendorong kemajuan yang stabil dalam hubungan China-Uni Eropa (EU) sepanjang 2024.

Xi berharap Belgia, sebagai presiden bergilir EU, akan memainkan peran aktifnya terkait dengan upaya itu.

Perdana Menteri De Croo meyakinkan Xi bahwa Belgia akan terus mematuhi kebijakan Satu China dan bersedia menggelar diskusi yang terbuka dengan Beijing guna lebih mengembangkan hubungan bilateral di bidang politik, ekonomi, dan bidang-bidang lainnya.

"Belgia menentang 'pemisahan dan pemutusan hubungan', serta menyambut perusahaan-perusahaan China untuk bekerja sama di Belgia, dan berharap bisa memperkuat pertukaran antar masyarakat dan antar budaya dengan China," katanya.

Menurutnya dunia memerlukan kerja sama China dan Eropa sebagai mitra dan memperkuat kerja sama di berbagai bidang, seperti mendorong pertumbuhan ekonomi dunia, mengatasi perubahan iklim, dan membangun dunia yang lebih stabil.

Sebelumnya, De Croo juga menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Li Qiang dan mengatakan bahwa mereka juga mendiskusikan perang Rusia-Ukraina.

"Disambut hangat oleh Perdana Menteri Li Qiang di Beijing untuk mendiskusikan tantangan kami bersama, seperti perubahan iklim, mempertahankan tatanan internasional berbasis aturan, atau mencegah pandemi di masa depan," tulisnya di X.

"Kami juga membahas perang Rusia melawan Ukraina dan konsekuensi globalnya," ujarnya di platform tersebut.