Bagikan:

SEMARANG - Dinas Pertanian Kota Semarang menyebut jumlah anjing selundupan yang mati bertambah karena kondisi kesehatannya memburuk.

Kepala Distan Kota Semarang Hernowo Budi Luhur, mengatakan, anjing-anjing selundupan yang saat ini dirawat di shelter penampungan sementara ada yang mati karena kondisi kesehatannya memburuk akibat luka jeratan yang parah.

"Karena ada yang luka jeratan agak dalam, sehingga enggak kuat. Kemarin ada tujuh yang dirawat di klinik, ini masih berkembang," tambah dia dilansir ANTARA, Jumat, 12 Januari.

Dari laporan sementara, ada empat anjing yang mati saat dirawat di shelter, setelah 12 anjing yang ditemukan sudah dalam kondisi mati saat truk pengangkut hewan tersebut diamankan.

Ratusan anjing tanpa dokumen resmi dari Subang, Jawa Barat, yang diduga akan diselundupkan ke Sragen, Jawa Tengah, digagalkan oleh Polrestabes Semarang saat truk pengangkut melintas di Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, Sabtu (6/1) malam.

Dari truk pengangkut anjing itu, ditemukan 226 anjing dari berbagai jenis, dan 12 anjing di antaranya dalam kondisi mati. Anjing-anjing itu diduga akan dikirim ke Sragen untuk dijagal atau untuk dikonsumsi.a

Menurut dia, Distan dan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Kota Semarang sudah berupaya mendampingi relawan pecinta binatang di shelter penampungan sementara untuk merawat anjing-anjing tersebut.

Bahkan, setidaknya 17 dokter hewan telah diterjunkan oleh Distan Kota Semarang dan PDHI untuk memantau kondisi kesehatan dan merawat anjing-anjing malang tersebut.

Namun, kondisi kesehatan dari anjing-anjing tersebut saat diamankan memang beragam, apalagi ada yang kondisinya sangat mengenaskan dengan luka bekas jeratan hingga malnutrisi.

Selain anjing yang mati, kata dia, ternyata ada juga anjing yang melahirkan sehingga langsung mendapatkan perawatan dari relawan, dan beberapa anjing lain juga terdeteksi bunting.

Hernowo memastikan sejauh ini ratusan anjing tersebut ditampung dan dirawat di shelter karena masih menjadi barang bukti Polrestabes Semarang untuk kepentingan penyidikan.

"Sementara masih tempatkan di sana nunggu hasil proses hukum. Tugas kami, mendampingi relawan agar anjing-anjingnya sehat dan secara lingkungan juga mampu menjaga agar Jawa Tengah tetap bebas rabies," katanya.

Untuk temuan penyakit rabies, Hernowo mengatakan bahwa masih menunggu hasil laboratorium dari otopsi 12 anjing yang mati yang sudah dikirim ke Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta.

"Belum bisa kami menyampaikan hasil lab-nya. Kemarin kan kami lakukan otopsi dari yang 12 anjing yang mati. Kami kirimkan ke BB Veteriner Wates. Hasilnya hari ini mungkin keluar," katanya.