Bagikan:

TARAKAN - Tim Satuan Kapal Ranjau (Satran) Komando Armada (Koarmada) II menghancurkan atau meledakkan bahan peledak sisa Perang Dunia (PD) II yang tersimpan di enam titik perairan Kalimantan Utara (Kaltara).

Komandan Lantamal XIII Tarakan, Laksamana Pertama TNI, Deni Herman mengatakan, proses peledakan ranjau laut berjenis AMD itu diledakkan dengan detonasi kemagnetan dan akustik di Selat Betagau, Perairan Tarakan.

"Netralisasi 1,7 meter dari ranjau,  semoga ranjaunya terpecah dan kawasan itu tidak berbahaya lagi," ujar Danlantamal XIII Tarakan, didampingi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltara, KSOP Tarakan dan Distrik Navigasi Tarakan melalui KRI Pulau Rimau. 724, Selasa, 9 Januari.

Dijelaskannya, Ranjau ini ditemukan sejak 2007 lalu oleh Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal). Berdasarkan peta yang diberikan oleh Pushidrosal

nomor 259 terbitan 2020,  dan hasil survei wilayah perairan Tarakan tepatnya di selat Batagau ditemukan banyak Ranjau.

"Maka siapa pun yang akan menggunakan wilayah perairan ini tidak

boleh sembarangan dan perlu dilakukan survei dan netralisir terlebih dahulu. Peta dari Pushidrosal juga bisa digunakan untuk kepentingan nasional maupun kepentingan ekonomi," tegasnya.

Namun, ranjau laut ini perlu diledakkan agar dapat beri rasa aman untuk masyarakat yang beraktivitas di atas laut. 

"Dari data peta itu daerah yang dinyatakan ada ranjau, harus dibersihkan dulu. Sehingga sebelum bersih tidak ada yang boleh beraktivitas di perairan itu," jelasnya.

Deni Herman mengharapkan agar masyarakat yang hendak beraktivitas dapat melihat kembali kondisi perairan tersebut dan berhati-hati. 

"Saya minta kalau ada temuan bahan peledak atau benda mencurigakan  di laut dapat melaporkannya," pungkasnya.