JAKARTA - Dalam debat calon presiden Indonesia ketiga yang diadakan di JCC, Minggu, 7 Januari, Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, menekankan kembali komitmennya terhadap penerapan konsep "politik tetangga baik".
Ia menguraikan bahwa pendekatan ini adalah lanjutan dari tradisi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, dengan tujuan utama menghindari keterlibatan dalam aliansi geopolitik yang merugikan.
Prabowo menegaskan pentingnya menjalin hubungan harmonis dengan berbagai negara demi menjaga keseimbangan dan kepentingan nasional Indonesia.
Debat ketiga yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), juga dihadiri oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Fokus utama debat ini adalah pada isu-isu seperti pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, dan geopolitik, merupakan kelanjutan dari debat pertama yang digelar pada 12 Desember, lalu di Kantor KPU.
BACA JUGA:
Debat awal tersebut membahas tema-tema seperti pemberantasan korupsi, pemerintahan, hukum, HAM, demokrasi, pelayanan publik, dan kerukunan antarwarga.
Hasyim Asy’ari, Ketua KPU, mengatakan bahwa debat pertama mencakup isu-isu penting seperti pemerintahan, hukum, HAM, dan penguatan demokrasi. Post-debat, August Mellaz, seorang komisioner KPU, menyatakan perlunya evaluasi beberapa aspek, termasuk ukuran arena debat, pencahayaan, dan aspek penyiaran.
Sebagai respons, KPU berencana menyelenggarakan debat berikutnya di lokasi yang lebih sesuai, seperti sebuah hotel, untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.