Bagikan:

JAKARTA – Ketiga calon presiden diharapkan tidak terpancing untuk mengungkap strategi dan kemampuan alutsista negara dalam debat ketiga Pilpres 2024 tentang Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.

Sebab, urusan militer terutama alutsista merupakan bagian dari strategi negara yang tidak perlu diekspose terlalu luas. Negara harus membangun kemampuan alutsista tanpa perlu gembar-gemborkan, apalagi oleh capres-cawapres yang akan mengambil kebijakan lima tahun ke depan.

“Alat persenjataan itu, harusnya jadi sesuatu yang rahasia. Cukup grand strategy-nya saja. Misal kita mau memperkuat matra laut, darat atau udara. Tidak perlu membahas terlalu detail mau beli berapa pesawat, beli berapa kapal selam,” ujar pengamat HI Universitas Jember, Agus Trihartono.

“Kalau kita ngomong berapa banyak persenjataan, negara lain pasti akan bersiap-siap juga. Ada fenomena security dilemma, tahu negara kita menambah persenjataan, tetangga juga akan ikut,” sambungnya.

Dia berharap, ketiga capres juga lebih menggaungkan soft power pada debat ketiga ini. Pasalnya, banyak kekayaan yang dimiliki Indonesia untuk “dijual” di arena internasional, mulai dari budaya, kuliner, seni, dan lainnya.

“Saya berharapnya masalah soft power ini disinggung, karena kapan lagi kan ini dibahas oleh calon pemimpin negara ini, mumpung temanya juga terkait hubungan internasional. Sekali lagi saya bilang, saya tidak sedang mengatakan bahwa hard power tidak penting, hard power penting, tapi soft power juga sangat perlu diperhatikan untuk politik luar negeri Indonesia ke depannya,” tandas Agus.

Seperti diketahui, debat ketiga capres dengan tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik akan digelar Minggu, 7 Januari 2024 malam di Istora Senaya, Jakarta.