Bagikan:

JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) mengevaluasi debat  cawapres soal singkatan atau akronim untuk debat capres yang berlangsung Minggu, 7 Januari mendatang. 

Agar tidak terjadi kesalahan seperti debat cawapres 22 Desember lalu, di mana Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tidak mengerti singkatan SGIE dari pertanyaan Gibran, KPU akan menjalankan fungsi moderator.

"Disepakati bahwa peran moderator akan menjalankan fungsi untuk mempertegas terkait dengan akronim ataupun istilah tanpa mengurangi waktu dari setiap paslon pada saat debat dilaksanakan," kata anggota KPU August Mellaz di Kantor KPU Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Desember. 

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menambahkan, kebijakan itu sudah dievaluasi dalam rapat evaluasi bersama tim paslon dan telah disetujui. 

Disepakati bahwa masing-masing paslon harus menjelaskan singkatan maupun akronim kepada paslon lain.

"Calon yang akan berdebat, entah capres atau cawapres itu menyampaikan kepanjangan kalau ada singkatan. Kemudian kalau ada istilah yang itu secara awam atau secara umum belum populer atau tidak terlalu familiar digunakan. Supaya debatnya efektif, langsung to the point tentang substansi yang dipertanyakan," tambah Hasyim. 

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan debat capres ketiga Pilpres 2024 bakal digelar di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu, 7 Januari.

Tema debat mengenai pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri. Sedangkan untuk format debatnya kata Mellaz tidak berubah dari debat sebelumnya.

Segmen pertama debat akan dibuka dengan penyampaian visi, misi, dan program kerja yang dimulai lebih dahulu oleh capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan ditutup dengan penyampaian pernyataan kesimpulan oleh masing-masing capres pada segmen keenam.