JAKARTA - Dunia media sosial kembali diramaikan dengan pernyataan salah satu Calon Presiden Indonesia. Dalam video tersebut, terlihat Capres dengan nomor urut 2, Prabowo Subianto yang diduga sedang menyindir paslon lain dengan kata “ndasmu”.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun media sosial X @ARSIPAJA. Diketahui Prabowo saat itu sedang bicara dalam agenda tertutup di Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat 15 Desember. Potongan video itu pun langsung mendapatkan banyak tanggapan dari berbagai pihak.
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyebut pernyataan Capres nomor urut 2 itu tidak beretika. Hasto menilai, seharusnya etika dari setiap pasangan calon harus dikedepankan. Berbeda dengan Muhaimin Iskandar atau Cawapres nomor urut 1 yang menanggapi video viral tersebut menggunakan cuitan lewat akun X pribadinya. Ia menulis “emang etik punya ndas, ya?”.
Sedangkan pasangannya, Anies Baswedan menanggapi dengan memberi pertanyaan jika memang etika itu harus dimulai dari kepala. Yang berarti, jika pucuk pimpinan tidak beretika, maka bawahannya juga akan mengikuti. Namun lain halnya dengan Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo yang tidak memberikan komentar apapun dan menganggap hal itu hanya bercandaan saja. Pengamat politik Karyono Wibowo pun menyayangkan ungkapan sarkasme yang keluar dari mulut Prabowo Subianto.
Ia bilang jika kata ndasmu merupakan umpatan yang cukup kasar dalam bahasa Jawa. Dan seharusnya Prabowo sebagai calon presiden membuat citra diri yang lebih baik dan menjaga perkataan. Sejalan dengan pengamat politik, Pakar Komunikasi Politik sekaligus Direktur Nusakom Pratama Institute, Ari Junaedi menilai ada ketidaksinkronan komunikasi dari Prabowo dan perkataan tersebut sangat memprihatinkan.
Sufmi Dasco Ahmad selaku Ketua Harian DPP Partai Gerindra menyatakan jika pertemuan ini sudah seperti pertemuan keluarga, sehingga suasananya cair dan hangat. Dan hal tersebut hanya candaan internal Prabowo Subianto pun juga meminta agar hal ini tidak perlu dibesar-besarkan dan jangan menilai hanya dari potongan video saja. Simak videonya berikut ini.