Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani meminta pemerintah siap siaga menyusul analisa BMKG terkait gempa M 4,6 Sukabumi diduga berkaitan dengan aktivitas Gunung Salak. Getaran gempa tadi pagi itu terasa hingga Bogor dan Tangerang.

“Diperlukan analisa dan langkah mitigasi lanjutan atas gempa yang terjadi di Sukabumi demi memastikan keselamatan masyarakat sekitar, apalagi gempa diduga berasal dari gempa vulkanik,” kata Puan, Kamis 14 Desember.

Berdasarkan keterangan BMKG, gempa M 4,6 Sukabumi berjenis gempa swarm yang memiliki kaitan dengan aktivitas vulkanik, sehingga gempa tersebut diduga berkaitan dengan aktivitas Gunung Salak. Namun kemungkinan itu masih didalami. BMKG saat ini sedang melakukan koordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mendalaminya.

Puan mengingatkan agar tidak ada kekurangan dalam sistem deteksi dini kebencanaan sehingga kejadian seperti erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) tak terulang kembali.

“Belajar dari erupsi Gunung Marapi, kewaspadaan harus menjadi prioritas. Kita tidak ingin ada lagi korban akibat kurang maksimalnya sistem deteksi dini,” ujarnya.

“Jangan sampai ada gangguan dari sistem pemantauan gunung berapi, yang mengakibatkan sistem peringatan dini menjadi tidak berfungsi,” sambung Puan.

Kesiapsiagaan akan aktivitas gunung ini disampaikan Puan imbas erupsi Gunung Marapi menyebabkan 25 dari 75 orang pendaki meninggal dunia. Erupsi yang terjadi pada 3 Desember itu menyebabkan banyak korban jiwa diduga lantaran kurangnya sistem deteksi dan prosedur keselamatan yang diabaikan, termasuk tak adanya peringatan dari pihak pengawas.

“Maka penting sekali untuk kita pahami bersama, sistem peringatan dini tidak boleh dianggap enteng,” kata Puan.

Terkait Gempa Sukabumi, mantan Menko PMK itu mendorong pemerintah untuk bersikap proaktif dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak. Apalagi, kata Puan, gempa juga berdampak hingga daerah lain seperti di Bogor.

"Pemerintah harus segera mengirimkan bantuan yang dibutuhkan serta mempercepat pendataan rumah-rumah yang rusak agar bisa cepat diperbaiki,” tuturnya.

Berdasarkan informasi terbaru Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), gempa M 4,6 Sukabumi menyebabkan 347 jiwa terdampak, dengan rincian 309 warga Kabupaten Bogor dan 38 warga Kabupaten Sukabumi. Sebanyak 12 warga di Kabupaten Bogor pun terpaksa mengungsi imbas rumahnya rusak akibat gempa.

BNPB juga mencatat gempa Sukabumi menyebabkan 96 rumah lainnya rusak, dengan rincian 8 rumah rusak sedang dan 81 rumah rusak ringan di Kabupaten Bogor. Lalu 2 rumah rusak sedang dan 5 rumah rusak ringan di Sukabumi.

Dari hasil kaji cepat sementara, diketahui rumah yang terdampak gempa didominasi oleh rumah yang tidak memiliki sloof pada bangunan. Sloof merupakan struktur sebuah bangunan yang letaknya ada dibagian fondasi rumah.

Untuk itu, Puan meminta pemerintah memberi perhatian terkait hal ini saat melakukan rehabilitasi rumah warga yang rusak.

"Kami berharap pemerintah dapat merespons dengan cepat dan mengoordinasikan upaya pemulihan rumah-rumah yang terdampak agar segera diperbaiki," kata Puan.

Puan pun menekankan pentingnya penyaluran bantuan kebutuhan pokok bagi masyarakat Sukabumi yang terdampak gempa bumi. Mulai dari obat-obatan, bahan makanan hingga keperluan ibu dan bayi.

“Pastikan kebutuhan masyarakat yang terdampak gempa terpenuhi dengan baik. Pemda harus cepat tanggap mengatasi kebencanaan di wilayahnya,” pesan cucu Bung Karno tersebut.

Lebih lanjut, Puan meminta Pemda memperbanyak edukasi tentang informasi kebencanaan kepada warganya. Apalagi beberapa wilayah di Kabupaten Bogor serta Kabupaten Sukabumi masuk ke dalam kaki Gunung Salak dan Gunung Gede, di mana keduanya berstatus gunung berapi aktif.

"Termasuk memperkuat sistem early warning khususnya bagi warga yang tinggal di kaki gunung berapi, keselamatan masyarakat harus jadi prioritas,” ucap Puan.

Sebagai informasi, PVMBG mencatat adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Salak. Tercatat ada 8 kejadian gempa tektonik lokal di Gunung Salak pada 6 Desember 2023, 7 kali pada 7 Desember 2023, dan 7 kali pada 8 Desember 2023.

Kepada masyarakat, Puan mengimbau agar mewaspadai adanya erupsi freatik yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Khususnya yang tinggal di sekitar kaki gunung.

"Jalur pendakian di Gunung Salak harus segera ditutup dan warga saya imbau untuk selalu waspada dengan aktivitas gunung," pungkasnya