JABAR - Sebanyak 64.648 orang di 27 desa di dua kecamatan di Garut mengalami masalah sosial. Angka itu berdasarkan temuan praktikum Mahasiswa Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung di Garut.
Para mahasiswa tersebut, melakukan pemetaan masalah sosial di 13 desa Kecamatan Samarang oleh Program Studi (Prodi) Rehabiltasi Sosial, kemudian 14 desa di Kecamatan Malangbong oleh Prodi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial.
Di hadapan Bupati Garut Rudi Gunawan, perwakilan mahasiswa yang praktik, Suhaila Sekar Ayu dan Dwiki Alfin mengungkapkan, dari 64.648 jiwa yang mengalami masalah sosial di dua kecamatan yang dijadikan lokasi praktek, sebanyak 1.721 orang dapat ditangani dan diselesaikan.
"Terdiri dari perempuan rawan sosial ekonomi 302 orang, lanjut usia terlantar 53 orang, penyandang disabilitas 24 orang, fakir miskin 1.286 orang, pemulung delapan orang, dan korban bencana 48 orang," ucap mereka ketika melaporkan hasil temuannya di Garut, Senin, 11 Desember, disitat Antara.
Menurut keduanya, masalah sosial hingga kini menjadi sebuah perbincangan yang tiada henti, ada yang terdata dan ada juga diketahui setelah viral.
Karenanya temuan masalah sosial ini, diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan mengatasi dan menyelesaikan masalah sosial yang menjadi sebuah ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat.
Terlebih, masih banyak isu sosial menjadi pekerjaan rumah di negeri ini mulai dari dilema kebencanaan, kemiskinan, keterlantaran, ketunaan, dan kedisabilitasan, selain juga masalah sosial kontemporer semisal kekerasan, perdagangan orang, konflik sosial, paham radikal, dan HIV/AIDS.
Karena itu, menurut Ketua Program Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Lina Favourita, pemetaan sosial ini dilakukan langsung oleh para mahasiswa dengan parameter yang telah ditetapkan.
"Dengan tujuan memudahkan langkah penggalian dan langkah aksinya," kata Lina.
BACA JUGA:
Ketua Program Studi Rehabilitasi Sosial Zaenal Hakim juga mengungkapkan hal yang sama, di mana menurutnya pemetaan ini menjadi alat bantu penentuan prioritas penanganan masalah, perencanaan intervensi secara partisipatif.
"Termasuk, pembentukan Tim Kerja Masyarakat dalam satu wadah layanan berbentuk Pusat Kesejahteraan Sosial di setiap desa," ucap Zaenal.
Sementara itu, Bupati Garut Rudi Gunawan mengapresiasi kegiatan praktikum mahasiswa Poltekesos Bandung ini yang dinilainya membantu dan memberi kontribusi positif pada Kabupaten Garut untuk melakukan langkah yang diperlukan.
"Praktikum yang dilakukan Poltekesos ini membantu dan memberi kontribusi positif, sehingga bisa menjadi penguat bagi dinas yang membidangi (untuk) menyelesaikan masalah sosial di daerah kami," ucap Rudi.
Dalam praktikum ini, Poltekesos bekerja sama dengan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk untuk memperkuat basis ekonomi warga miskin, melalui pelatihan kewirausahaan berupa pengolahan bahan, strategi pemasaran.
Para warga miskin ini juga mendapatkan bantuan gerobak untuk menunjang usahanya berserta kelengkapannya seperti kompor gas, tabung gas, dan beragam jenis bahan jualan.
"Bantuan ini sebagai upaya mendorong daya juang dan daya tahan warga miskin memanfaatkan kemampuan usaha sehingga mereka bisa keluar dari ketergantungan menerima bantuan," kata Kepala Pusat Pengabdian pada Masyarakat Poltekesos Yuti Sri Ismudiyati.
Di Kecamatan Samarang dan Malangbong, Kabupaten Garut, sebagai lokasi praktikum, mendapatkan 40 gerobak untuk 40 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), yang merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Bakti Sosial Dies Natalis Poltekesos ke-59, dengan dihadiri Direktur Poltekesos Suharma dan General Manager PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Udin Chen.