JAKARTA - Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut setiap kementerian memiliki kewajiban dalam melakukan diseminasi program-program pemerintah.
Hal itu disampaikan untuk menanggapi pembentukan Media Center Indonesia Maju oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang namanya mirip dengan salah satu koalisi pendukung salah satu pasangan capres-cawapres itu.
“Ya setiap kementerian pada dasarnya mempunyai kewajiban untuk melakukan diseminasi komunikasi program-program pemerintah ya. Karena kita menjadi satu kesatuan. Sinergi antarhumas pemerintah tentu terjadi harus dilakukan,” ujar Ari dilansir ANTARA, Rabu, 6 Desember.
Menyoal persoalan tumpang tindihnya fungsi media center dengan tugas Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ari Dwipayana mengatakan bahwa program yang dilakukan sebuah kementerian memang didukung melalui pemberitaan serta komunikasi publik kementerian lain.
“Itu adalah sinergi media yang dilakukan selama ini sehingga dengan cara seperti itu apa yang kita kerjakan selama 9 tahun terakhir itu memang betul-betul bisa dilihat disaksikan dan dijelaskan kepada masyarakat,” kata dia.
Menurut Ari, fungsi dan kewajiban untuk menjalankan komunikasi publik memang keharusan setiap kementerian dalam sifat saling mendukung.
Dia mengatakan fungsi komunikasi publik merupakan ranah semua kementerian.
“Nah di situ pentingnya sinergi komunikasi dilakukan agar masyarakat juga mengetahui apa yang dikerjakan pemerintah dan masing-masing pihak melakukan itu termasuk Kominfo, mensinergikan itu,” jelasnya.
BACA JUGA:
Disorot Timnas AMIN
Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) mempertanyakan maksud Menteri Investasi/Kelapa Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang mendirikan Media Center Indonesia Maju.
Media Center Indonesia Maju diluncurkan Bahlil dengan fungsi menginformasikan kebijakan pemerintah dan menangkal hoaks yang menyasar pada pemerintah.
Juru Bicara Timnas AMIN Billy David Nerotumilena menyebut tugas penyaluran informasi mengenai pemerintah merupakan ranah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Ia mengaku heran mengapa Bahlil sampai repot-repot mendirikan media center tersebut.
"Kita justru mempertanyakan urgensinya apa. Kan, karena media center dalam banyak sejarah republik, ini pertama kali dibentuk media center selain yang ada di Kominfo," kata Billy di Rumah Pemenangan AMIN, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Desember.
"Kenapa BKPM malah mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan media yang harusnya menjadi tupoksi Kominfo?" lanjutnya mencecar.
Billy mengkhawatirkan Bahlil menggunakan jabatannya untuk memihak salah satu pasangan capres-cawapres, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sebab, saat ini penamaan "Indonesia Maju" pada media center tersebut telah dipakai oleh koalisi partai pengusung Prabowo-Gibran yang juga menyamai nama kabinet Presiden Jokowi.