AS Klaim Berupaya Kembalikan Jeda Kemanusiaan di Gaza
© WHO via news.un.org

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat pada Jumat menyatakan sedang bekerja sama dengan negara-negara di Timur Tengah untuk mengembalikan jeda kemanusiaan di Jalur Gaza setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas berakhir.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat John Kirby mengatakan Washington sedang bekerja sama dengan Israel, Mesir dan Qatar agar gencatan senjata dilanjutkan. Dia menyalahkan kelompok Palestina Hamas atas berakhirnya gencatan senjata tersebut.

"Mari kita perjelas ini. Jeda ini berakhir karena Hamas. Mereka tidak mampu, gagal memberikan daftar sandera yang dapat membantu memperpanjang jeda tersebut. Jadi tanggung jawab ada pada Hamas agar memberikan daftar sandera yang bisa keluar sehingga kami bisa berusaha mengembalikan jeda ini," tambah Kirby dilansir ANTARA dari Anadolu, Sabtu, 2 Desember.

Pada Jumat pagi, Israel dan Hamas saling tuding melanggar ketentuan jeda kemanusiaan tujuh hari yang dimulai pada 24 November.

Tentara Israel melanjutkan serangan intensif di Jalur Gaza pada Jumat pagi setelah menyatakan jeda kemanusiaan berakhir. Serangan ini mengakibatkan ratusan warga Palestina menjadi korban.

Paling sedikit 178 warga Palestina meninggal dunia dan 589 lainnya luka-luka, sejak Israel melanjutkan serangannya, kata Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.

Jeda kemanusiaan dimulai 24 November sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk menghentikan sementara pertempuran guna memungkinkan adanya pertukaran sandera dan tahanan Palestina, serta perluasan pengiriman bantuan kemanusiaan.

Kirby mengatakan Israel setuju  melanjutkan pengiriman bantuan ke Gaza "atas permintaan kami" setelah mencegah truk-truk bantuan memasuki perbatasan Gaza dan Mesir di Rafah ketika gencatan senjata berakhir.

Namun, dia menegaskan jumlah truk kemungkinan besar berjumlah puluhan, bukan ratusan seperti yang terlihat selama gencatan senjata.

“Sepertinya itu pertanda baik ke depan,” kata dia.

“Kini mereka telah mengurangi jenis bantuan yang dibolehkan masuk ... tapi sepertinya kita bisa melanjutkannya."

Sebelum mengetahui pernyataan juru bicara Israel yang mengumumkan operasi militer Israel dilanjutkan, Kirby telah menyeru Israel agar membuka kembali pengiriman bantuan seperti saat gencatan senjata.

Lebih dari 15.000 warga Palestina yang sebagian besar anak-anak dan perempuan, tewas akibat serangan Israel sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.

Di Gaza, sekitar 80 persen penduduknya telah mengungsi, dan sekitar setengah dari perumahan di wilayah pesisir itu rusak atau hancur, kata PBB.