JAKARTA - Pasangan capres-cawapres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD memprioritaskan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui program unggulan ‘Satu Desa, Satu Faskes, Satu Nakes’.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, memuji program tersebut. Selain pendidikan, kesehatan merupakan bidang yang perlu dikembangkan untuk mencetak SDM berkualitas.
“Itu suatu program yang rasional, tidak muluk-muluk gitu, bisa diwujudkan karena baru satu (tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan),” ujar Emrus, Kamis 30 November.
Jika nanti pertumbuhan ekonomi naik, Emrus menyarankan jumlah tenaga kesehatan (nakes) ditambah menjadi tiga orang per desa. Yaitu, seorang dokter umum, perawat, dan bidan.
“Tentu, bisa saja di tahun ketiga atau tahun keempat nanti, pemerintahan beliau (Ganjar Pranowo-Mahfud MD) bisa jadi tiga (nakes) per desa,” ucapnya.
BACA JUGA:
Saat ini, kata dia, tidak semua desa di Indonesia memiliki nakes dan fasilitas kesehatan (faskes) yang memadai. Bahkan, sejumlah desa memiliki nakes yang merupakan relawan atau putra-putri daerah yang balik ke kampung halamannya untuk mengabdi.
“Artinya, belum terprogram dari pemerintah secara sistematis sebagai suatu program utama selama ini. (nakes dan faskes) di desa itu boleh dikatakan masih sangat minim. Kecuali, memang di tingkat kecamatan,” tutur Emrus.
Menurut Emrus, kemajuan suatu negara bermula dari desa. Jika kesehatan di desa sudah bagus, maka otomatis di tingkat kelurahan dan kecamatan akan mengikuti. Namun, kata dia, sebaiknya Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menjelaskan skema pembiayaan program tersebut.
Ia percaya Ganjar Pranowo dan Mahfud MD bisa mencarikan berbagai sumber pembiayaan baru yang tidak mengganggu dana untuk program-program kesehatan telah berjalan selama ini.
Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dianggap dapat menemukan berbagai sumber pembiayaan baru dengan mengelola kekayaan alam Indonesia yang melimpah. Di sisi lain, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dinilai bisa memberantas korupsi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat.
Contohnya, Mahfud MD yang pernah menyatakan setiap orang Indonesia bisa mendapatkan uang Rp20 juta per bulan tanpa kerja apapun jika celah-celah korupsi di pertambangan bisa ditutup.
“Tokoh yang bisa memberantas korupsi dari tiga kandidat ini menurut pandangan saya adalah Ganjar dan Mahfud, karena dua-duanya background-nya hukum. Kenapa banyak korupsi di Indonesia? karena penegakan hukum kita masih semrawut,” ujar Emrus.