JAKARTA - Pemerintah harus berani mengambil langkah cepat dalam mengatasi ancaman mewabahnya virus pneumonia misterius yang banyak menyerang anak-anak itu.
"Harus ada langkah taktis dari Pemerintah dalam menghadapi penyakit Pneumonia misterius yang banyak menyerang anak-anak. Kita tidak ingin kecolongan munculnya wabah baru sehingga respons cepat sangat diperlukan,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani, Rabu 29 November.
Puan meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera meningkatkan sistem pemantauan kasus pneumonia. Terutama, kata Puan, yang berkaitan dengan Mycoplasma pneumoniae.
"Sistem deteksi dini perlu diperkuat agar dapat mengantisipasi lonjakan kasus secara cepat dan merespons dengan tindakan yang tepat," tutur Puan dalam keterangan tertulis.
Pneumonia misterius yang menyerang anak-anak tengah menjadi sorotan utama dan memicu kekhawatiran global termasuk di Indonesia. WHO telah mengeluarkan laporan terbaru pada 22 November 2023, di mana kasus penyakit pernapasan pneumonia 'misterius' tersebut saat ini menerpa China.
Penyakit ini disebut misterius lantaran penyebab merebaknya pneumonia pada anak-anak di China belum diketahui secara pasti. Meski begitu, kebanyakan kasus pneumonia di China ini dipicu oleh Mycoplasma pneumoniae, yang juga merupakan penyakit penyebab umum infeksi pernapasan sebelum COVID-19.
Selain itu, badan kesehatan Belanda juga menyampaikan adanya peningkatan signifikan kasus pneumonia pada anak. Selama periode 13-19 November 2023, terdapat 103 kasus pneumonia di Belanda dari setiap 100.000 anak berusia antara 5 dan 14 tahun.
Puan mendorong Kemenkes untuk menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait penyakit ini. Khususnya, gejala-gejala awal bagi anak yang diduga terjangkit virus pneumonia misterius.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Pemerintah diminta untuk meningkatkan ketersediaan alat kesehatan, seperti masker, sarung tangan, dan obat-obatan untuk menangani pasien pneumonia. Puan mengatakan, Indonesia harus bersiap menghadapi skenario terburuk.
Puan juga mendorong pintu-pintu masuk ke Indonesia dari negara lain untuk melakukan pemantauan perkembangan kasus, khususnya dari negara-negara yang telah memiliki riwayat pneumonia misterius. Baik Bandara maupun pelabuhan diminta meningkatkan kewaspadaan dini dengan melakukan pemantauan kasus yang dicurigai pneumonia.
"Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan di pintu masuk negara, termasuk bandara, pelabuhan, dan pos
lintas batas negara," ungkap Puan.
Bukan hanya itu, Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas Kesehatan pun diingatkan untuk melakukan pemantaun pada fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut Puan, Dinkes harus melakukan surveilans ketat dengan memantau peningkatan kasus di wilayah.
"Sinergitas pemerintah pusat dan daerah juga memiliki peran penting dalam melakukan pemantauan aktivitas kesehatan masyarakat. Sehingga reaksi cepat dan tanggap bisa langsung dijalankan apabila ada dugaan terpapar virus pneumonia misterius ini," sebut mantan Menko PMK itu.
Puan lantas mendorong tim dari sentinel surveilans Kemenkes untuk melakukan pengamatan yang akurat. Sebab meski belum ada indikasi penyakit ini, epidemiolog menilai mungkin saja pneumonia misterius pada anak tersebut masuk ke Indonesia.
Apalagi berdasarkan data dari Kemenkes, saat ini di Indonesia tengah terjadi peningkatan kasus flu pada anak.
“Lebih baik kita mengambil langkah antisipasi secara cepat sehingga tenaga kesehatan, faskes, dan masyarakat tidak kesulitan mana kala muncul penyakit tersebut. Karena ini menyangkut kesehatan anak-anak kita generasi penerus bangsa,” tegas Puan.
Sebagai orang tua, sambung Puan, masyarakat memiliki kewajiban untuk menjaga, merawat dan memberikan yang terbaik bagi buah hati. Ia pun mendorong masyarakat yang memiliki anak kecil untuk rajin memberikan vaksinasi kepada anak demi menjaga imunitas mereka.