Prostitusi di Pinggir Tol Cakung Sudah Akut, Warga Sebut Para Wanita Berdiri di Jalan Cari Pelanggan, Padahal Pendatang
Kriston, pengurus gereja di pinggir Tol Cakung mengaku resah dengan keberadaan prostitusi di lingkungannya/ Foto: Rizky Sulistio/ VOI

Bagikan:

JAKARTA - Penertiban kafe dan panti pijat oleh petugas gabungan di sepanjang Jalan Sisi Timur Tol, Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, mendapat dukungan dari warga setempat. Bahkan warga mengapresiasi langkah Satpol PP.

Berdasarkan keterangan Kriston, warga setempat, dirinya merasa sangat berterima kasih kepada pemerintah yang datang ke wilayahnya untuk melakukan penertiban langsung terhadap kafe dan panti pijat. Pasalnya, keberadaan tempat maksiat itu telah meresahkan masyarakat.

"Bagi kami warga sini, panti pijat di sini sangat meresahkan. Ini pengurus musala, marbot masjid, saya pengurus gereja di tempat ini, kami semua sepakat menolak panti pijat di Kampung Sawah Indah, Pulogebang, Cakung," ujar Kriston kepada wartawan, Jumat, 24 November.

Kriston menjelaskan, bangunan yang ada di kawasan itu sudah berdiri sejak 25 tahun lalu. Dia pun membeli tempat tinggal di wilayah Kampung Sawah Indah sejak 22 tahun.

"Ini bukan kampung liar, dengan datangnya orang ke panti pijat ini kami jadi merasa risih. Kami resah, karena mereka (berdiri) di jalanan manggil-manggil begitu. Karena ini kami warga resmi di sini, bukan warga liar di sini. Mereka itu gak tau datangnya dari mana, mereka yang datang ke tempat ini bukan warga kami," kata Kriston.

Kriston dan warga lainnya yang menolak, berharap agar pihak Pemkot Jakarta Timur bisa menindak tegas keberadaan panti pijat dan kafe yang ada di kawasan itu.

"Harapan kami, ditutup permanen. Kami sangat mendukung juga (penertiban kafe)," ucapnya.