Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengungkap mobil pribadinya sempat tak terlihat usai dia diperiksa penyidik Polda Metro Jaya pada Kamis, 16 November. Firli akhirnya bersedia diantar seseorang dengan mobil minibus berwarna hitam.

Hal ini disampaikannya saat mengklarifikasi soal pemeriksaannya oleh polisi terkait dugaan pemerasan terhadap eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Ketika itu, Firli bikin heboh karena usai diperiksa dia malah bersembunyi menutupi wajahnya dengan tas hitam di jok belakang mobil minibus berwarna hitam.

“Saya hadir dan menuntaskannya (pemeriksaan polisi saat itu, red) tetapi saya sungguh dikagetkan mengapa kendaraan pribadi saya, saya tidak tahu keberadaannya,” kata Firli dalam konferensi pers di gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin, 20 November.

Padahal di saat bersamaan, Firli Bahuri harus kembali ke gedung Merah Putih KPK. Firli mengklaim dirinya saat itu akan bertemu pihak Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk mengurusi operasi tangkap tangan (OTT) yang menjerat Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Situbondo Puji Triasmoro.

Diketahui, KPK memang menetapkan Puji sebagai tersangka pada Kamis, 16 November. Penetapan dilakukan setelah dia terjerat operasi senyap dengan temuan uang tunai hanya sebesar Rp225 juta.

Karena terburu-buru itulah, Firli kemudian menerima tawaran seseorang untuk mengantarnya. Hanya saja, ia tak memerinci siapa pihak yang dimaksud.

“Sehingga seseorang menyampaikan kepada saya untuk meminjamkan mobil pribadinya kepada saya dan mengantar saya keluar,” tegasnya.

“Karena sesungguhnya saya ditunggu dalam kegiatan penting untuk menyelesaikan persoalan di KPK. Karena rekan-rekan paham bahwa pada hari itu KPK melakukan tangkap tangan terhadap oknum dari pihak kejaksaan RI. Jamwas dan Dirdik telah hadir di KPK sampai sore hari,” sambung Firli.

Firli memastikan dia sudah menjelaskan semua yang diketahuinya soal pemerasan Syahrul. Termasuk, menyerahkan dokumen berupa laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) miliknya.

Tapi, Firli juga menyebut dirinya butuh waktu setelah itu. Sehingga, dia memilih bersembunyi dan tidak memberikan komentar apapun meski sudah ditunggu awak media di Bareskrim Polri.

Apalagi, malam hari sebelum memenuhi pemeriksaan penyidik dia tak tidur karena baru selesai mengurusi OTT Pj Bupati Sorong Yan Piet Mosso. “Saya sebagai manusia terkadang saya butuh waktu untuk jeda terutama di situasi yang begitu saya anggap situasi abnormal yang tidak bisa saya jelaskan saat ini,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Firli telah menjalani pemeriksaan kedua kalinya pada Kamis, 16 November. Usai diperiksa dia keluar salah satu gedung di lingkungan Bareskrim Polri sekitar pukul 14.36 WIB dan langsung naik ke dalam mobil hitam berpelat nomor polisi B 1917 TJQ.

Kemudian, Firli terlihat bersandar seperti berbaring dalam mobil dengan menurunkan sandaran kursi di belakangnya. Dia berusaha menutupi wajah dengan tas berwarna hitam.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan ada 15 pertanyaan yang dilontarkan penyidik.

Tak disampaikan secara gamblang apa yang didalami penyidik dari belasan pertanyaan yang dilontarkan tersebut. Ade hanya menegaskan proses pemeriksaan untuk mendalami dugaan tindak pidana pemerasan dan atau penerimaan gratifikasi.