JAKARTA - Tim peneliti gabungan Amerika-Mesir yang dipimpin oleh Dr. Matthew Adams dari Universitas New York, berhasil menemukan tempat produksi bir Mesir kuno yang diklaim berusia sekitar 5 ribu tahun.
Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir dalam pernyataanya menyebutkan, situs purbakala tersebut diketemukan di Kegubernuran Sohag dan diduga berasal dari masa pemerintahan Raja Narmer sekitar tahun 3.100 Sebelum Masehi.
"Terbagi menjadi delapan bagiaan yang masih-masing berisi 40 pot tanah liat untuk menghangatkan campuran biji-bijian dan air, fasilitas produksi ini mampu menghasilkan 22.400 liter bir," jelas Sekretaris Jenderal Dewan Purbakala Mesir Dr. Mostafa Waziry dalam pernyataannya, melansir CNN.
Dengan perkiraan usianya tersebut, fasilitas produksi bir ini menjadi yang tertua di Abydos.
Sementara itu, Dr. Mathew mengungkapkan, para ahli meyakini pada masa lalu bir digunakan untuk ritual penguburan kerajaan, khususnya bagi raja-raja awal Mesir. Dalam penggalian sebelumnya di kawasan tersebut, peneliti menemukan bir digunakan dalam upacara pengorbanan.
Penemuan ini menjadi yang ketiga kalinya dalam waktu berdekatan yang diungkap ke publik. Sebelumnya, tim peneliti dari Universitas Santo Domingo, Dominika yang dipimpin oleh Kathleen Martinez, mampu menemukan mumi lidah emas serta sejumlah kuburan kuno lainnya.
Sebelumnya, peneliti yang menemukan peti mati kayu kuno di kawasan Saqqara yang jejaknya bisa ditelusuri hingga kembali ke periode Kerajaan Baru sekitar 3 ribu tahun silam.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, Otoritas Mesir tengah memamerkan sejumlah artefak temuan baru untuk menghidupkan kembali jumlag pengunjung wisatawan. Pandemi COVID-19 membuat industri pariwisata Mesir terpukul.
Jumlah wisatawan yang mengunjungi negara itu turun menjadi 3,5 juta orang tahun lalu dari sebelumnya sebanyak 13,1 orang juta pada 2019.