JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa nilai impor Indonesia Januari 2021 turun 7,9 persen menjadi 13,3 miliar dolar AS dari sebelumnya 14,4 miliar pada Desember 2020.
Selain itu, jika dibandingkan secara tahunan atau year-on-year, realisasi impor Januari tahun ini juga lebih kecil dari Januari 2020 yang sebesar 14,2 miliar dolar AS.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Januari 2021 dibandingkan Desember 2020 adalah mesin dan peralatan mekanis 371,3 juta dolar AS (17,16 persen). Sedangkan peningkatan terbesar adalah produk farmasi 148,6 juta dolar AS (133,78 persen).
“Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari 2021 adalah Tiongkok 4,15 miliar dolar AS (35,18 persen), Jepang 870 juta dolar AS (7,35 persen), dan Singapura 690 juta dolar AS (5,82 persen),” ujarnya Senin, 15 Februari.
Suhariyanto menambahkan, impor nonmigas dari ASEAN tercatat 2,12 miliar dolar AS (18 persen) dan Uni Eropa senilai 750 juta (6,40 persen).
BACA JUGA:
“Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari 2021 terhadap Desember 2020 terjadi penurunan pada barang konsumsi 291,7 juta dolar AS (17 persen), bahan baku/penolong 267,5 juta dolar AS (2,2 persen), dan barang modal 537 juta dolar AS (21,2 persen),” tuturnya.
Hasil ini kemudian berimbas pada neraca transaksi perdagangan Indonesia Januari 2021 yang mengalami surplus 1,96 miliar dolar AS, yang berasal dari sektor nonmigas dengan catatan 2,63 miliar dolar AS. Sedangkan di sektor migas terjadi deļ¬sit 670 juta dolar AS.