JAKARTA - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati menyebut dugaan sementara jatuhnya dua pesawat tempur Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur, karena cuaca buruk.
“Cuaca buruk yang membuat pesawat terbang terlalu rendah dengna lereng gunung. Kondisi pesawat rusak total dan terbakar,” ujar Kadispenau dalam jumpa pers, Kamis, 16 Februari.
Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano jatuh di Pasuruan, Jawa Timur, saat berlatih formasi rutin. Cuaca disebut kurang baik saat satu pesawat berpisah dalam latihan formasi dari Lanud Abd Malang.
Dalam sesi latihan itu, dua pesawat itu diterbangkan oleh total empat perwira menengah TNI AU, yaitu Letkol Pnb Sandhra “Chevron” Gunawan (Komandan Skadron Udara 21), Kolonel Pnb Subhan (Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh), Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya (Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh), dan Mayor Pnb Yuda A. Seta.
BACA JUGA:
Letkol Pnb Sandhra dan Kolonel Adm Widiono menumpang pesawat dengan nomor registrasi TT-3111, sementara Mayor Pnb Yuda dan Kolonel Pnb Subhan di pesawat dengan nomor registrasi TT-3103. Sandhra dan Yudo mengisi kursi depan kemudi (frontseater), sementara Widiono dan Subhan di kursi belakang (backseater)
"Dua jenazah ditemukan, Almarhum Mayor Penerbang Yuda Seta dan Kolonel Penerbang Subhan. Selanjutnya untuk pesawat lain Kolonel Widiono sudah ketemu, namun untuk Letkol Penerbang Sandhra (Sandhra Gunawan) saat ini belum ditemukan, jadi masih dalam pencarian,” kata Kadispenau