MADIUN - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan sedang mengupayakan bantuan kemanusiaan dari pemerintah dan masyarakat di Tanah Air untuk korban konflik di jalur Gaza bisa sampai ke Pelestina. Upaya itu sedang dilakukan
perwakilan Indonesia di Mesir.
"Perwakilan Indonesia yang bertugas di sana terus berupaya dan tetap melakukan negosiasi agar bantuan kemanusiaan yang dikirim dari Tanah Air untuk masyarakat Palestina tersalurkan," ujar Yudo Margono usai meresmikan monumen alutsista Pesawat HAWK 200 di kawasan Gerbang Tol Dumpil, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Sabtu.
Selain terus berupaya, perwakilan Indonesia juga mengikuti prosedur yang berlaku di kawasan tersebut.
Yudo mengatakan tidak hanya bantuan kemanusiaan dari Indonesia yang masih tertahan di Mesir, namun juga bantuan dari negara-negara lain.
"Kita tidak dapat mengintervensi. Banyak negara lain yang juga tertahan bersama kita bantuannya untuk rakyat Palestina di jalur Gaza," katanya.
Pada sisi lain, TNI dan juga masyarakat di seluruh Tanah Air terus menggalang bantuan kemanusiaan untuk dapat dikirim ke Palestina pada tahap selanjutnya.
Sebelumnya, pada Sabtu (4/11), di Bandara Halim Perdanakusuma, Presiden Joko Widodo melepas pengiriman bantuan kemanusiaan dari pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk Gaza dan telah tiba di Bandara El Arish, Mesir, pada Senin (6/11) sekitar pukul 08.00 waktu setempat.
Bantuan berupa bahan makanan, alat medis, selimut, tenda, dan barang logistik lainnya seberat total 51,5 ton itu merupakan tahap pertama bantuan yang dikirim pemerintah Indonesia ke Gaza.
Bantuan itu diangkut menggunakan tiga pesawat, meliputi dua pesawat C-130 Hercules bernomor ekor A-1327 dan A-1328 berasal dari Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32 TNI AU, serta satu pesawat sewa Boing 737 Garuda Indonesia.
Setelah dari Mesir, bantuan tersebut akan dibawa masuk ke Gaza melalui perbatasan Rafah, kemudian disalurkan kepada para korban oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC), dua lembaga kemanusiaan internasional yang beroperasi di pusat konflik Israel dan kelompok Hamas Palestina.
Namun, hingga kini bantuan kemanusiaan itu masih tertahan di Mesir.