Pemprov Jatim Bebaskan 42 Bidang Tanah Terdampak Proyek Tol Tulungagung
Petugas melakukan pembayaran ganti untung kepada 42 pemilik lahan terdampak proyek Jalan Tol Kediri-Tulungagung, di Tulungagung, Jatim, Jumat (10/11/2023). ANTARA/HO

Bagikan:

TULUNGAGUNG - Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pemprov Jatim menyatakan sebanyak 42 dari total 180 bidang tanah di Kabupaten Tulungagung, yang terdampak proyek Jalan Tol Kediri-Tulungagung telah dibebaskan.

"Pemilik dari 42 bidang tanah ini menerima ganti untung dengan nilai total sebesar Rp21,1 miliar," kata Ketua Tim Pengadaan Tanah Jalan Tol Kediri-Tulungagung Linanda Krisni dilansir ANTARA, Jumat, 10 November.

Pembayaran dilakukan dua tahap. Tahap pertama telah dibayarkan sebesar Rp10,8 miliar, dan akhir pekan ini dijadwalkan pembayaran tahap dua senilai Rp10,3 miliar.

Ia mengatakan di Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Karangrejo, Tulungagung, ada sebanyak 180 bidang tanah yang terdampak dengan nilai total mencapai sekitar Rp133 miliar.

Saat ini tersisa 138 bidang tanah yang belum terbebaskan. Pihaknya berencana menggelar musyawarah ketiga dengan masyarakat pada Rabu (15/11/2023).

"Setelah musyawarah ketiga ini, kami memberikan tenggang waktu 14 hari kerja bagi masyarakat yang tidak setuju untuk mengajukan keberatan ke pengadilan negeri," katanya.

Linanda menekankan proyek ini memiliki manfaat besar bagi Tulungagung. Pihaknya bersama pemangku kepentingan terkait berupaya mendekati masyarakat dan memberikan pemahaman bahwa proyek ini untuk kepentingan umum yang lebih luas.

"Dengan pendekatan seperti ini, kami berharap masyarakat bisa terketuk untuk menerima dan menyetujui. Ini kan proyek nasional dan untuk kepentingan umum yang lebih luas lagi, karena jalan tol adalah salah satu kepentingan umum banyak orang termasuk masyarakat Tulungagung," katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Sukardi (67), salah seorang warga Kelurahan Panggungrejo yang menerima ganti untung senilai Rp2 miliar mengungkapkan niatnya untuk membeli sebidang tanah persawahan di daerah lain dengan uang yang diterimanya.

"Kalau sesuai angan-angan, uang tersebut akan saya belikan sawah lagi. Dari awal menerima sudah harga umum gitu saja enak. Karena biasanya orang memiliki sifat kurang. Kalau saya begitu saja, tapi melihat kebutuhannya," ujarnya.

Terkait