JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa Sumbawa berkekuatan magnitudo (M) 5,1 dipicu aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Selasa 7 November, disitat Antara.
Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Ia mengemukakan episenter gempa yang terjadi pada pukul 12.36.38 WIB itu terletak pada koordinat 10,35 lintang selatan dan 118,07 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 km arah barat daya Kodi, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, pada kedalaman 38 km.
Ia menuturkan, berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Plampang, Empang, Tarano, Sumbawa dengan skala intensitas II MMI (modified mercally intensity), artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.
Ia menambahkan hingga pukul 12.55 WIB, hasil pemantauan BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
BACA JUGA:
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.