Bagikan:

JAKARTA - Polisi masih mendalami penyebab kematiannya ayah dan anak, Hamka Rusdi (50) dan bayi perempuannya, AQ (2) di Jalan Balai Rakyat Tiga, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara. Sebab hingga saat pihak RS Polri masih melakukan pemeriksaan terhadap kedua jasad tersebut. Belum ada hasil.

Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan mengungkapkan, hasil pemeriksaan sementara diketahui ada luka di bagian wajah dan kening bayi.

“Ada luka di bagian wajah dan kening (tapi). Tidak tampak luka kasat mata,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Utara, Senin, 30 Oktober.

Oleh sebab itu, lanjut Gidion, pihaknya masih melakukan pemeriksaan lebih mendalam untuk mengetahui penyebab kematian dari bayi tersebut.

“Jarak kematian 3 hari itu kita akan terus lakukan uji jaringan untuk melihat penyebab kematian yang signifikan. Itu yang kita ingin uji lagi. Apakah lukanya signifikan terhadap penyebab kematian. Meninggal diantara tempat tidur kemungkinan jatuh. Itu masih kita lihat,” katanya.

Sementara itu, jenazah ayahnya Hamka Rusdi (50) yang dinyatakan tewas sejak 10 hari lalu, masih dilakukan pemeriksaan terkait penyebab kematian. Sebab disebutkan ada darah di sekitaran jasad korban, tapi tidak ditemukan adanya luka terbuka ditubuh Hamka.

“Ada darah di sekitar jasadnya. Tapi tidak ditemukan luka terbuka. Ini kemudian kita harus lakukan uji forensik yang lain, adalah histopathologi forensik, kemudian toksikologi forensik,” ucapnya.

Di sisi lain, perihal ditubuh istri korban, NFH (32) terlihat adanya bercak darah. Namun, darah itu bukan berasal dari tubuhnya.

“Tidak ada terluka. Ada bercak darah menempel di tubuhnya. Tapi itu bukan dari luka istrinya. Itu kita harus tunggu hasil forensik darahnya dari siapa,” ucapnya.

Sementara itu, terkait adanya dugaan pertengkaran pada rumah tangga korban, Gidion enggan berspekulasi karena masih menunggu proses pemeriksaan.

“Itu bagian dari penyidikan. Itu konfirmasi yang sangat subjektif. Nah ini orientasi pada sciencetific. Kita makanya mohon maaf belum buru-buru menyampaikan. Ini harus sciencetific dan semua clear,” ujarnya

Gidion menyebut pihaknya sedang mengecek CCTV di lokasi kejadian. Ia menyebut bahwa tim penyedik tengah mendalami saat korban berkomunikasi terakhir pada 18 Oktober, lalu.

“CCTV baru diekstrak, baru dibuka. CCTV dari 18 (Oktober) ke sini. Kenapa 18? Karena dari jejak komunikasi kurang lebih tanggal tersebut berkomunikasi dengan keluarga,” tutupnya.