Bagikan:

JAKARTA - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menjelaskan alasan penggunaan volume air yang sebelumnya 4000 ribu liter, kini menjadi 800 liter untuk sekali pemadaman di TPA Rawa Kucing, Neglasari, Kota Tangerang.

Menurutnya, hal itu dilakukan tim demi keamanan dan kemudahan perlintasan akses helikopter. Serta melihat lokasi sumber air yang akan dibawa.

“Alasan teknis, kemudahan dan keamanan akses karena perlintasan heli ke lokasi operasi dan lokasi pengambilan air melewati pemukiman masyarakat,” kata Abdul dalam pesan singkat, Senin, 23 Oktober.

Kendala tidak hanya itu saja. Menurut Abdul, helikopter water bombing sebelum lepas landas membawa air untuk memadamkan kebakaran di TPA Rawa Kucing, juga harus memperhatikan lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno Hatta, Kota Tangerang.

“Sejauh ini karena baru hari pertama, hanya terkait optimalisasi waktu operasi yang harus disesuaikan dengan traffic bandara,” ucapnya.

Alasan menggunakan water bombing, karena diharapkan mempercepat memadamkan api di TPA Rawa Kucing. Namun menurut Abdul upaya ini tidaklah mudah.

"Cuaca ekstrem dan panas yang sangat terik membuat tumpukan sampah plastik menjadi sangat mudah terbakar. Diperkirakan sekitar 10 hektare lahan TPA terbakar dan hingga kini api masih terus membara di lokasi," ujarnya

Sementara itu Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah menerangkan bila pemadamaman di TPA Rawa Kucing tersisa 30 persen.

Kendati demikian, warga di kawasan Neglasari tetap dievakuasi sementara hingga benar-benar padam agar tidak mengganggu pernapasan di wilayah tersebut.

“Tadi tinggal 30 persen (terbakar) lah. Yang di pintu 3. (Korban terdampak) kalo laporan tadi pagi tinggal 154. Titik pengungsian cuman ada 2. Di kantor kecamatan sama di gor kecamatan. Dibelakangnya,” tutupnya.