Bagikan:

SUMBAR - Dinas kehutanan Sumatera Barat (Sumbar) Yozarwardi mengatakan tidak ada satupun titik panas atau hot spot maupun titik api alias fire spot yang terpantau di Sumbar dalam 12 jam terakhir

"Berdasarkan aplikasi SiPongi milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tidak ada titik panas ataupun titik api terpantau di Sumbar pada 12 jam terakhir," katanya di Padang, Sumbar, Rabu 18 Oktober, disitat Antara.

Ia menyebut, pada aplikasi SiPongi tersedia dua data berdasarkan waktu yaitu data 24 jam terakhir dan data 12 jam terakhir. Data yang dipedomani tentu data terbaru atau 12 jam terakhir.

Jika merujuk data 24 jam terakhir memang terpantau belasan titik panas dan titik api pada beberapa daerah di Sumbar yaitu di Pesisir Selatan, Solok Selatan dan Sijunjung.

Namun untuk memastikan titik panas dan titik api itu disebabkan oleh kebakaran lahan atau hutan perlu ditinjau langsung ke lapangan.

"Ternyata data terbaru menunjukkan tidak ada lagi titik panas dan titik api yang terpantau di Sumbar," katanya.

Terkait kabut asap yang semakin pekat menyelimuti Sumbar, Yozarwardi mengatakan telah berkoordinasi dengan BMKG.

Berdasarkan pantauan BMKG dan aplikasi SiPongi titik panas dan titik api hingga saat ini masih banyak terpantau di provinsi tetangga terutama Sumatera Selatan.

Prakiraan dari BMKG memperlihatkan arah angin bergerak dari Tenggara ke Barat Daya sehingga diperkirakan kabut asap dari Sumsel dibawa angin sampai ke Sumbar.

Sebagai langkah antisipasi ia mengimbau agar masyarakat tidak melakukan pembakaran saat membuka lahan yang bisa berpotensi meluas menjadi kebakaran hutan atau lahan.

"Kalau terjadi kebakaran, petugas bersama masyarakat diharapkan segera turun tangan untuk memadamkan sekaligus berkoordinasi dengan provinsi jika mengalami kesulitan dalam pemadaman," katanya.