JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengaku dampak fenomena El Nino di Indonesia pada tahun 2023 lebih terkendali.
"Dampaknya lebih kecil dan terkendali dibandingkan El Nino pada 2015 dan 2019," ujar Dwikorita usai konferensi pers Rapat Koordinasi Lintas Kementerian/Lembaga di Jakarta, Senin 9 Oktober, disitat Antara.
Ia mengemukakan fenomena El Nino berdampak pada perubahan pola curah hujan, suhu udara yang meningkat, dan kecenderungan peningkatan titik panas di wilayah yang rawan kebakaran hutan dan lahan.
"Terkait karhutla, kita sudah siap dengan membasahi lahan gambut sejak Februari sampai hari ini pemerintah melakukan TMC (teknologi modifikasi cuaca) yang fokus ke lahan yang diprediksi akan terbakar, meskipun masih ada yang terbakar karena pengaruh tangan manusia," tuturnya.
Ia mengatakan membasahi lahan gambut perlu dilakukan agar muka air tanah tidak kekurangan yang akhirnya dapat memicu karhutla.
Dwikorita juga mengatakan pelaksanaan TMC tidak hanya untuk membasahi lahan gambut, tapi juga untuk membuat kualitas udara di sekitar titik panas (hot spot) tidak semakin memburuk.
"Kami melihat kualitas udara yang memburuk ini berkorelasi dengan titik api, tapi yang paling penting bagaimana mencegah itu agar kualitas udara juga dipulihkan. Jadi TMC sasarannya tidak hanya mengantisipasi karhutla tapi juga memulihkan kualitas udara," kata Dwikorita.
BACA JUGA:
Ia memprediksi El Nino akan berlangsung hingga awal tahun 2024. Namun dampaknya akan berkurang saat mulai memasuki periode musim hujan.
"Saat musim hujan, pengaruh El Nino tidak sedahsyat saat ini. Diharapkan sesuai prediksi kemarau panjang ini berakhir di Oktober dan mulai transisi di November," paparnya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD memastikan tidak ada kiriman asap ke negara tetangga akibat karhutla.
"Tidak ada kiriman asap seperti yang disampaikan oleh beberapa pihak atau seperti yang terjadi setiap tahun di masa lalu. Sekarang tidak ada lagi," kata Menko Mahfud MD.
Ia mengatakan siaga karhutla terus dilaksanakan oleh pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten terutama pada daerah-daerah yang sebaran titik panasnya luas dengan melakukan patroli terpadu, baik Polri, dinas terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pihak swasta dengan terus memantau titik panas.
"Operasi darat akan diutamakan dan di maksimalkan, karena operasi udara pesawat kita terbatas," katanya.
Ia menambahkan operasi TMC juga terus dilakukan di bawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta melakukan upaya water bombing dan lain sebagainya.*