JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meningkatkan patroli untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di ruas Tol Trans Sumatera yang terletak di wilayah Sumatera Selatan.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro mengatakan, ada tiga komponen penyebab kebakaran, yaitu api, bahan bakar berupa gambut, dan oksigen.
"Di jalan tol itu sebetulnya bahan bakar tidak banyak karena tidak berada di gambut hanya di rawa-rawa kering yang mudah terbakar, sehingga patroli diperbanyak," katanya dilansir ANTARA, Sabtu, 7 Oktober.
Berdasarkan catatan KLHK ada tiga lokasi terbakar yang saat ini masih perlu penanganan serius, yaitu Ogan Komering Ilir, Padang Sugihan, dan Musi Banyuasin.
Ketiga daerah itu dilalui oleh Jalan Lintas Timur Sumatera, Tol Indralaya - Prabumulih, dan Tol Palembang - Kayuagung.
Daerah Ogan Komering Ilir punya lahan gambut yang tebal mulai dari satu sampai enam meter, sehingga kalau dihitung bahan bakarnya bisa mencapai sekitar 230 juta meter kubik gambut.
Adapun Padang Sugihan penting dipertahankan, karena meski lahan gambut sedikit ketebalan hanya sekitar satu meter, tapi daerah itu merupakan suaka margasatwa yang menjadi jalur gajah. Jumlah penjaga yang kurang membuat banyak orang bisa mengakses daerah itu untuk melakukan pembakaran.
Sedangkan Musi Banyuasin yang juga terjadi kebakaran hutan dan lahan berkaitan dengan wilayah konsesi.
Sigit menuturkan bila lahan gambut di sana tidak dikelola dengan baik bisa menjadi bahan bakar yang besar dan membuat penanganan relatif cukup lama.
Pada 30 September 2023, indeks kualitas udara di Kota Palembang Sumatera Selatan masuk kategori berbahaya akibat polusi asap yang bersumber dari Ogan Komering Ilir dan Padang Sugihan.
"Kami berterima kasih kepada pemerintah daerah, penjabat gubernur Sumatera Selatan yang baru bertugas langsung terjun mengamankan kebakaran hutan dan lahan. Kami juga menyampaikan apresiasi kepada Kapolda Sumatera Selatan yang sudah mengirimkan polisi untuk kegiatan pemadaman," kata Sigit.
BACA JUGA:
KLHK saat ini tengah mencari sumber air tambahan dari anak Sungai Ogan Komering untuk membasahi lahan gambut di wilayah tersebut agar peristiwa kebakaran hutan dan lahan tidak meluas.
Bantuan pengamanan dibutuhkan untuk menjaga kawasan itu agar orang segan untuk masuk dan tidak lagi melakukan pembakaran.
Sejak tiga hari lalu, kegiatan pengeboman air telah dilakukan sebanyak 91 kali per hari untuk membasahi kawasan gambut dan melindungi suaka margasatwa dari ancaman api.
"Upaya itu cukup signifikan membantu pengendalian api. Beberapa hari lalu, kualitas udara Palembang masuk kategori berbahaya, sekarang sudah berangsur membaik ke level tidak sehat dan sangat tidak sehat karena masih ada polusi asap dari Ogan Komering Ilir," kata Sigit.