Bagikan:

JAKARTA - Banjir bandang yang melanda negara bagian Sikkim di timur laut India telah menewaskan 19 orang. Hingga hari ketiga, Jumat, 6 Oktober, 103 orang masih dinyatakan hilang.

Upaya pencarian dan penyelamatan terus dilakukan untuk menemukan orang yang masih dinyatakan hilang akibat luapan air dari Sungai Teesta. Hal ini disampaikan Kepala Sekretaris Sikkim Vijay Bhushan Pathak.

"Operasi pencarian sedang berlangsung," kata Pathak seperti dikutip dari Anadolu via Antara.

Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional India mengatakan pada Rabu, banjir yang meluap telah merusak sejumlah proyek infrastruktur, termasuk Bendungan Chungthang, di hulu lembah sungai tersebut.

"Sementara para ilmuwan sedang menyelidiki penyebab pasti banjir bandang tersebut. Alasan utama banjir bandang yang tiba-tiba tersebut tampaknya karena kombinasi curah hujan yang berlebihan dan peristiwa GLOF (Banjir Semburan dari Danau Glasial) di Danau Lhonak Selatan di Sikkim Utara," kata mereka.

Otoritas penanggulangan bencana Sikkim mengatakan 26 orang cedera dan lebih dari 2.000 lainnya dievakuasi.

Di negara bagian tetangga, Benggala Barat, otoritas di Distrik Jalpaiguri mengatakan kepada Anadolu bahwa mereka menemukan 25 jenazah yang tersapu banjir bandang.

"Dari 25 orang tersebut, empat di antaranya adalah tentara," kata seorang pejabat senior, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, kepada Anadolu melalui sambungan telepon.

Polisi di Distrik Jalpaiguri juga mengeluarkan peringatan yang mendesak kewaspadaan mengingat banjir bandang juga menyeret sejumlah peralatan militer, termasuk senjata api dan bahan peledak, ke Sungai Teesta.

Angkatan Darat India juga mengatakan bahwa mereka membentuk tim pengintai di hilir.

Sebelumnya, Kepala Menteri Negara Bagian Benggala Barat Mamata Banerjee mengatakan "semua langkah" telah diambil untuk mengevakuasi orang-orang di Distrik Kalimpong, Darjeeling dan Jalpaiguri ke area yang lebih aman.

Kepala Menteri Sikkim Prem Singh Tamang mengatakan kepada lembaga penyiaran berita India NDTV bahwa "kerusakan cukup besar" telah dilaporkan di seluruh negara bagian tersebut. Dia mengatakan prioritas utama otoritas adalah menyelamatkan 3.000 wisatawan yang terdampar.

Juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan pada Jumat bahwa pencarian tentara yang hilang berlanjut dengan fokus di daerah hilir.

"Di lokasi kejadian di Burdang dekat Singtam, kendaraan tentara sedang digali untuk diangkat keluar dan beberapa tempat tengah dipulihkan," kata Letnan Kolonel Mahendra Rawat dalam sebuah pernyataan.

"Sumber daya tambahan dalam bentuk tim TMR (Tiranga Mountain Rescue), anjing pelacak, radar khusus juga telah dikerahkan untuk membantu operasi pencarian," kata dia lebih lanjut.

Pada Rabu, tentara mengatakan 23 personel hilang sementara satu orang berhasil diselamatkan pada malam itu.