Bagikan:

JAKARTA - Indonesia telah melakukan program vaksinasi COVID-19. Pada tahap pertama, penyuntikan vaksin COVID-19 buatan Sinovac diberikan kepada para tenaga kesehatan yang ada di seluruh Indonesia. Menteri BUMN Erick Thohir mengklaim tingkat penularan yang dialami tenaga kesehatan menurun drastis pasca vaksinasi COVID-19.

"Laporan dari lapangan kemarin ketika kami rapat yang dipimpin oleh Pak Menko (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) bahwa setelah tenaga kesehatan itu disuntik, yang tadinya penularan itu bisa rata-rata 200 di sebuah Provinsi atau tempat, itu setelah minggu ketiga turun menjadi 24 saja, ini penurunan sangat drastis," katanya, dalam acara launching program Plasma BUMN untuk Indonesia, Senin, 8 Februari.

Meski demikian, Erick menggarisbawahi bahwa angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia masih mengkhawatirkan. Karena itu, pemerintah terus menggalakkan langkah-langkah pencegahan dan penyembuhan. Salah satunya dengan mempercepat pelaksanaan vaksinasi di daerah-daerah.

"Kalau kita lihat sendiri, angka kematian masih sangat tinggi karena itu beberapa inisiasi terus dilakukan pemerintah salah satunya adalah vaksinasi yang sekarang sudah mulai berjalan untuk nakes," tuturnya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo juga membeberkan hal serupa. Ganjar bilang, tiga minggu usai pelaksanaan program vaksinasi yang dilakukan pemerintah daerah (Pemda) Jateng, jumlah tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 hanya menyentuh 27 orang saja. Angka itu menurun signifikan.

Berdasarkan catatan Pemda Jateng, selama tujuh minggu terakhir sebelum vaksin Sinovac diedarkan oleh Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero), angka kasus positif COVID-19 untuk tenaga medis sebanyak 200-an orang. Namun, angka itu perlahan turun saat vaksinasi dilakukan.

"Saya ingin menyampaikan bahwa hasil dari catatan kami, tujuh minggu terakhir sebelum vaksin dilakukan, itu tenaga medis kita itu rata-rata 200-an yang terpapar COVID-19. Begitu sudah masuk masa vaksinasi, ternyata turunnya drastis 170, 140, bahkan minggu ke-3 itu hanya 27," ujar Ganjar, Minggu, 7 Februari. 

Jika program pencegahan penularan virus itu dibarengi dengan pelaksanaan penerapan protokol kesehatan yang dijalankan warga secara ketat, kata Ganjar, maka penanganan pandemi akan lebih cepat menuju ke tahap pemulihan.

"Kalau kita sedikit mau agak disiplin, maka kemungkinan ekonomi akan pulih lebih cepat, maka vaksin ada harapan. Di mana di awal orang enggak percaya, maka ini akan menyelesaikan masalahnya," katanya.

Sekadar informasi, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, total kasus kumulatif berjumlah 1.157.837 orang sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret. Sedangkan, kasus positif baru per tanggal 7 Februari 10.287 orang.

Sementara, kasus konfirmasi positif yang meninggal bertambah 163 orang dan totalnya 31.556 orang. Sedangkan kasus sembuh bertambah 10.806 orang, sehingga totalnya ada 949.990 orang sembuh.