JAKARTA - Resor Konservasi Wilayah II Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat meningkatkan patroli dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di daerah tersebut saat cuaca panas.
"Kami mengintensifkan patroli ke kawasan hutan dan perkebunan saat cuaca terik ini," kata Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar Rusdiyan P Ritonga di Lubuk Basung, Minggu.
Ia mengatakan patroli dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran di kawasan hutan maupun di lahan masyarakat yang berada di sekitar Cagar Alam Maninjau.
Kawasan hutan Cagar Alam Maninjau seluas 21.891,78 hektare yang berada di 32 nagari atau desa adat, 11 kecamatan di Kabupaten Agam dan Padang Pariaman.
"Sebelumnya lahan perkebunan sekitar 1,5 hektare terbakar milik Armizon, warga Jorong Bukik Apik, Nagari atau Desa Adat Padang Tarok, Kecamatan Baso, Rabu (27/9)," katanya.
Ia mengimbau warga menghindari membakar sampah di lahan atau hutan, terutama saat angin kencang.
Angin yang bertiup kencang akan berisiko menyebarkan kobaran api dengan cepat dan menyebabkan kebakaran.
Terutama, katanya, lahan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung dan Palembayan, karena lahan gambut sulit dipadamkan apabila kebakaran.
"Api dengan muda menjalar ke lokasi lain dan sulit untuk dipadamkan apabila terbakar," katanya.
Selain itu, tidak membuang puntung rokok sembarangan di area hutan atau lahan, apalagi jika masih menyala yang berisiko memicu terjadinya kebakaran dan tidak membuat api unggun di area yang rawan terjadi kebakaran.
Setelah selesai melakukan pembakaran, pastikan untuk mengecek api sudah benar-benar padam sebelum meninggalkan tempat itu.
"Perhatikan juga tidak ada barang-barang yang mudah terbakar di sekitarnya. Penting untuk melakukan konsolidasi dan koordinasi seluruh pihak untuk bersama-sama mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan," katanya.