Bagikan:

JAKARTA - Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,3 pada Sabtu, 9 September pukul 21.43 WIB. Akibatnya, sebanyak 3.780 warga mengungsi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Donggala Moh Fickri Vetran menuturkan para warga tersebut mengungsi di depan rumah mereka masing-masing karena masih trauma dan khawatir akan gempa bumi susulan.

“Warga mengungsi mandiri di pinggir jalan di depan rumah masing-masing. Saat ini tim kami masih melakukan pendataan dampak gempa,” kata Fikri dalam keterangannya, Minggu, 10 September.

Sementara, warga yang tinggal di dekat pesisir pantai telah mendirikan tenda secara mandiri di dataran tinggi, sebagai antisipasi apabila terjadi gempa bumi susulan yang berpotensi tsunami.

BPBD Kabupaten Donggala, lanjut Fickri, akan mendirikan tenda pengungsi jika diperlukan dan apabila masih ada warga yang mengungsi. Sebab, pagi ini menurutnya sudah ada warga yang kembali ke rumah masing-masing.

“Hanya yang di pesisir pantai yang mengungsi ke dataran tinggi dan ada sebagian di titik kumpul. Tapi pagi ini berangsur kembali kerumah masing-masing,” jelas Fickri.

Dampak dari gempa ini, sebanyak tiga rumah mengalami rusak ringan. Tim terus menyisir beberapa lokasi untuk asesmen lanjutan. Sementara, belum ada laporan mengenai korban jiwa akibat bencana tersebut.

Gempa bumi M 6.3 Kabupaten Donggala malam tadi berpusat di laut pada posisi 0.03 LU dan 119.80 BT atau 50 kilometer Barat Laut Donggala dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat guncangan gempa bumi M 6.3 juga dirasakan di beberapa wilayah selama kurang lebih 1-5 detik.

Adapun wilayah yang melaporkan ada guncangan kuat hingga lemah meliputi Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Toli-Toli. Seluruh BPBD di wilayah tersebut pagi ini juga melakukan kaji cepat dan monitoring lanjutan.