Bagikan:

JAKARTA - Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Erni Pelita Fitratunnisa menyebut saat ini masih 3 gedung milik swasta yang memasang water mist.

Sementara, Pemprov DKI Jakarta menargetkan ratusan gedung swasta sudah membeli dan memasang alat penyemprot udara sebelum tanggal 11 September mendatang.

Kemudian, water mist juga baru dipasang di kantor Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan kantor 5 wali kota di Jakarta.

"Yang pasti (water mist sudah terpasang) di gedung Balai Kota ada 2, kemudian semua kantor wali kota sudah pasang, kemudian 3 gedung swasta di DKI," kata Fitri di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 8 September.

Sebetulnya, Heru budi menargetkan semua gedung tinggi milik Pemprov DKI memasang semua water mist. Setiap satuan kerja perangka daerah (SKPD) diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk pengadaan alat pengusir polusi udara seharaga Rp50 juta tersebut.

"Anggaranya Pemprov dari APBD, dari CSR (corporate social responsibility), dari BTT (belanja tak terduga), dari mana saja harus kita perjuangkan untuk ketersediaan alat," ujar Fitri.

Begitu juga dengan pengelola gedung swasta. Juru bicara Satgas Penanganan Pencemaran Udara DKI Ani Ruspitawati menegaskan mereka juga sudah berkomitmen untuk ikut memasang hingga mengoperasikan water mist untuk membantu menyelesaikan masalah pencemaran udara.

Hanya saja, Ani mengaku ada kendala dalam proses produksinya. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) belum bisa memproduksi water mist secara massal.

"Gedung-gedung swasta sudah siap untuk menyelenggarakan water mist sendiri. Hanya kendalanya adalah ketersediaan dari generatornya," ujar Ani.

"Saya enggak tahu yang sudah ready di sana ada berapa. Intinya semuanya kita sudah komitmen untuk memasang water mist," lanjutnya.