Bagikan:

JAKARTA - Bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengungkit sikap politik putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, yang sempat berseberangan dengan dirinya.

Dalam Pilpres 2019 lalu, Yenny mendukung Joko Widodo selaku rival Prabowo sebagai calon presiden. Namun, kini Yenny mengungkap dukungannya kepada Prabowo dalam Pilpres 2024.

Prabowo mengaku tak mempermasalahkan hal itu. Hal ini diungkapkan usai menerima kedatangan Yenny di kediamannya.

"Perbedaaan politik itu biasa, kadang-kadang Mbak Yenny berada di pihak yang berbeda dengan saya. Tidak ada masalah, komunikasi tetap baik. 2019 itu kalau tidak salah Mbak Yenny (dukung) Pak Jokowi," kata Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu, 6 September.

Menteri Pertahanan ini menilai kedekatannya dengan Yenny saat ini membawa pesan perbedaan sikap politik yang dulu terjadi antara keduanya tidak menjadi halangan untuk bekerja sama di waktu mendatang.

"Bahwa bersaing, berbeda pendapat itu biasa. Kadang-kadang bersama, nanti kita berpisah, di ujungnya kita bersama lagi," ucap Prabowo.

Sementara Yenny Wahid pun mengungkapkan dukungannya kepada Prabowo sebagai capres di Pemilu 2024.

Tokoh representatif Nahdlatul Ulama (NU) ini memandang, Prabowo merupakan sosok yang cocok untuk melanjutkan kepemimpinan Indonesia setelah masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berakhir.

Yenny mengatakan lresiden selanjutnya perlu mengantisipasi dampak pasokan rantai global yang bisa terjadi di Indonesia dari ketegangan geopolitik yang terjadi di negara-negara lain.

Dengan pengalaman mengemban jabatan sebagai Menteri Pertahanan di kabinet Jokowi, Yenny menyebut Prabowo merupakan tokoh yang mumpuni dalam menghadapi tantangan tersebut.

"Nah, pemimpin yang akan memimpin Indonesia ke depan harus mengerti dinamika Geopolitik orang yang harus punya kemampuan strategi thinking. Saya rasa, orang seperti pak Prabowo ini punya kemampuan seperti itu," ujar Yenny.

"Maka wajib bagi saya sebagai representasi dari kelompok Gus Dur untuk berkomunikasi intens dengan Pak Prabowo untuk mendengarkan kebijakan-kebijakan beliau, memberikan aspirasi kita tentang bentuk negara ke depan harus seperti apa," tambahnya.

Pertemuan antara Yenny dan Prabowo di Kertanegara berlangsung selama sekitar satu setengah jam. Di sela pertemuan, istri almarhum Gus Dur, Sinta Nuriyah menyusuli anaknya untuk menemui Prabowo.

Pertemuan ini terjadi usai PKB keluar dari koalisi partai pendukung Prabowo sebagai capres 2024 lantaran ketua umumnya, Muhaimin Iskandar menjadi bakal calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan.