Sebanyak 15 Ton Ikan di Danau Maninjau Mati Diduga Akibat Pusing karena Angin Kencang
Bangkai ikan mengapung di pingir Danau Maninjau di Nagari Bayua, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam. (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat total kematian ikan secara massal di Danau Maninjau mencapai 15 ton.

"Ini data yang kita peroleh dari petani keramba jaring apung di danau vulkanik itu," kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Ermanto didampingi Penyuluh Perikanan Asrul di Lubukbasung, dilansir Antara, Rabu, 3 Februari.

Ia mengatakan, 15 ton ikan itu tersebar di Nagari Bayua sebanyak lima ton dan Nagari Koto Malintang 10 ton.

Ikan itu berasal dari puluhan keramba jaring apung milik puluhan petani.

"Satu keramba jaring apung dengan kematian sekitar 100 sampai 200 kilogram," katanya.

Ia menambahkan, ikan itu mati secara massal akibat angin kencang melanda daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Dengan kondisi itu, ikan menjadi pusing dan mengapung ke permukaan danau, setelah oksigen berkurang di dasar danau.

Setelah itu ikan mati secara massal dan bangkai ikan mengapung di dalam keramba jaring apung.

"Total kerugian petani akibat kematian itu sekitar Rp300 juta dan kematian terjadi semenjak Selasa, 2 Februari sekitar satu ton," katanya.

Ermanto mengimbau nelayan segera memanen ikan dan dipindahkan ke kolam air deras untuk mengantisipasi kerugian cukup besar.

Ini sekaligus mengingatkan karena angin masih kencang melanda daerah itu.

Sementara Wali Nagari Koto Malintang, Naziruddin menambahkan kematian ikan 10 ton itu tersebar di masing-masing jorong. Yang terbanyak di Talao, Jorong Rambai.

"Bangkai ikan itu telah dikumpulkan petani ke dalam goni yang ditaruh di dalam keramba jaring apung," katanya.