JAKARTA - Unit Reskrim Polsek Cempaka Putih membantah adanya aksi perampokan yang menimpa seorang guru ekstrakurikuler berinisial MFH di kawasan Cempaka Putih. Menurut polisi, kejadian itu bukan masuk ranah pidana perampokan, melainkan pemerasan.
"Dia sudah ke Polsek Cempaka Putih melaporkan kejadian itu. Laporannya kasus pemerasan," ujar Kanit Reskrim Polsek Cempaka Putih AKP Suprayogo saat dikonfirmasi VOI, Rabu, 23 Agustus.
Suprayogo juga menerangkan bahwa hingga kini baru pelapor yang diperiksa, diminta keterangan mengenai peristiwa yang dialaminya.
"Sementara baru pelapor yang dimintai keterangan. Korban sudah buat laporan polisi, pasal 368 KUHP (pemerasan)," ujarnya.
Selain itu, polisi juga masih melakukan proses penyelidikan terhadap laporan tersebut. Adapun atas kejadian itu, korban kehilangan handphone dan Surat Tanda Bukti Kendaraan (STNK) motor miliknya.
Sebelumnya, M Faisal Harianto, seorang guru ekstrakurikuler di salah sekolah kawasan Sunter, Jakarta Utara, menjadi korban perampokan yang dilakukan sekelompok debt collector di Jalan Ahmad Yani, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Dari keterangan korban Faisal, awalnya dirinya tidak tahu jika dia diikuti oleh sekelompok orang debt collector. Pasalnya saat itu dirinya habis dari kampus swasta yang ada di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Namun ketika dirinya melintas di wilayah Jalan Ahmad Yani, Cempaka Putih, korban pun terpaksa berhenti membuka aplikasi google map untuk mengetahui arah ke tempat dirinya mengajar.
Namun tiba-tiba datang beberapa motor ke arah Faisal hingga jumlah motor yang datang sebanyak 6 motor.
BACA JUGA:
"Mereka itu datang tidak semua hanya beberapa motor. Dan mereka itu perawakannya (debt collector). Saya pikir mereka mau isi bensin ternyata langsung ada yang nyamperin saya," katanya.
Faisal mengatakan, salah satu pelaku mengatakan bahwa motor yang dikendarai dirinya telah menunggak pembayaran. Dirinya pun langsung menelpon orangtuanya untuk menanyakan perihal tersebut.
"Pas saya lagi menelepon ibu saya, belum selesai berbicara dengan ibu saya, terus datang satu lagi mereka langsung ambil handphone saya. Katanya biar dijelaskan ke ibu saya," ujarnya.
Faisal mengatakan, satu pria lainnya juga menghampiri dirinya dan menanyakan STNK. Tidak menaruh curiga, Faisal pun menunjukan STNK tersebut namun tetap dipegang Faisal.
"STNK awalnya saya pegang karena mau difoto oleh pria timur lainnya untuk difoto. Tidak berlangsung lama, pria lainnya datang langsung mengambil STNK yang dipegang dirinya," katanya.
STNK tersebut dibawa oleh salah satu pria timur debt collector lainnya dengan alasan mau di foto. Faisal mengatakan bahwa dirinya seperti dibuat bingung. Pria timur yang kelima pun langsung datang meminta Faisal untuk ikut ke kantornya.
"Saya disuruh ikut ya sudah saya ikut, tapi saya boncengi satu orang yang masih menelepon ibunya. Akhirnya saya ikut iring-iringan mereka yang motornya hampir semuanya tidak pakai plat nomor kendaraan," paparnya.