YOGYAKARTA – Belakangan ini, istilah swing voters banyak disebut oleh pengamat, lembaga survei politik hingga masyarakat umum. Diketahui, Indonesia akan menggelar pemilu serentak pada Februari 2024 mendatang, dan swing voters dianggap akan memberikan pengaruh besar terhadap keterpilihan presiden dan wakil presiden. Lantas, apa itu swing voters?
Apa itu Swing Voters?
Dirangkum dari berbagai sumber, swing voters adalah istilah untuk para pemilih rasional yang dapat berubah pilihan sesuai dengan ide atau gagasan tertentu.
Swing voters juga dapat diartikan sebagai seseorang yang pada pemilu sebelumnya memilih sebuah partai politik A, namun ketika pemilu mendatang berubah mendukung partai B.
Swing voters juga dapat dianalogikan dengan massa mengambang, yakni pemilih yang masih mungkin untuk berpindah-pindah pilihan. Adapun swing voters banyak ditemui antara lain di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Berdasarkan data Perkumpulan Swing Voters (PSV), angka swing voters mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dimulai dari 7,3 persen pada Pemilu 1999, 15,9 persen pada Pemilu 2004, 28,3 persen pada Pemilu 2009, dan 29,1 persen pada Pemilu 2014.
Menurut lembaga survei Charta Politika, pada Pemilu 2019 terdapat 36,4 persen pemilih dewasa akan menentukan pilihan berdasarkan pada debat capres dan cawapres. Debat ini biasanya digelar beberapa hari sebelum pencoblosan berlangsung dan pilihan mereka akan ditentukan.
Meski begitu, suara swing voters sangat berpengaruh untuk mendulang perolehan suara. Oleh sebab itu, tim kampanye maupun paslon tidak bisa mendiskreditkan swing voters.
Swing Voters Memilih Calon Berdasarkan Rasionalitas
Kendati mendukung partai politik atau calon yang berbeda pada setiap pemilu, bukan berarti swing voters adalah pemilih yang tidak loyal. Dalam pemilihan umum, swing voters akan menilai para calon berdasarkan rasionalitas serta tidak akan terpengaruh dengan hubungan apapun.
Ini artinya, sekalipun yang mencalonkan adalah keluarganya, belum tentu akan dipilih dalam pemilu. Hal itu adalah karena mereka akan menilai dari kemampuan semua calon.
Kerasionalan swing voters inilah yang akan memacu para calon untuk bersaing dalam menunjukkan kemampuan terbaiknya. Sebab jika tidak menemukan ada yang pantas atau mampu untuk menjadi calon legislatif hingga presiden yang baik untuk negara, bisa jadi para swing voters akan memilih golput.
Penyebab Munculnya Swing Voters
Dalam sebuah diskusi politik pada ahkir 2018, pengamat politik Hendri Satrio mengatakan bahwa ada dua penyebab munculnya swing voters.
Pertama, karena pemilih rasional belum memiliki pilihan. Kedua, sudah memiliki pilihan, namun mempertimbangkan beberapa hal.
Menurut Hendi, swing voters rata-rata baru akan menentukan pilihan semiggu sebelum pemilihaan atau bahkan pada hari H pencoblosan.
Menurut Ketua Umum Perkumpulan Swing Voters (PSV), Adhie Massardi mengatakan swing voters dalam survei politik merupakan masyarakat atau pemilih rasional yang berjumlah 30 hingga 40 persen di setiap pemilu.
Mereka biasanya tidak nyaman dengan tingkah laku para politisi peserta pemilu dan gagasan yang dinilai tidak masuk akal.
Demikian informasi tentang apa itu swing voters. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.