JAKARTA - Popularitas calon presiden (capres) Prabowo Subianto periode bulan Juli berada di peringkat tertinggi mengalahkan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Presiden ke-39 Amerika Serikat Jimmy Carter mengatakan Pemilu Presiden itu seperti lomba lari marathon yang ketat. Kita belum tahu siapa pemenang sampai pertandingan berakhir. Di setiap tahap, pemenang sementara dapat berbeda-beda.
Perkataan
dari Jimmy Carter itu juga terjadi di Indonesia. Popularitas calon presiden (capres) Prabowo Subianto periode bulan Juli berada di peringkat tertinggi mengalahkan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Hal ini berdasarkan survei dari Trust Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) milik Denny JA.
Direktur Eksekutif Trust Indonesia, Azhari Ardinal mengatakan elektabilitas Prabowo Subianto hanya terpaut tipis dengan Anies Baswedan di Provinsi Jawa Barat. Menurut Azhari dan berdasarkan rujukan survei, selisih antara Prabowo dan Anies hanya 2 persen. Sementara dengan Ganjar Pranowo terpaut cukup jauh di level 12,9 persen.
"Masyarakat Pasundan memilih Prabowo Subianto sebagai calon presiden mereka. Pak Prabowo berhasil memperoleh popularitas dan elektabilitas tertinggi,” kata Direktur Eksekutif Trust Indonesia, Azhari Ardinal kepada VOI saat dihubungi melalui telepon, 10 Agustus.
BACA JUGA:
Azhari mengatakan Partai Gerindra menjadi partai politik (Parpol) yang paling banyak dipilih oleh masyarakat Jawa Barat. Tercatat, dalam survei yang melibatkan 800 responden tersebut, sebanyak 18,5 persen responden Jawa Barat memilih Partai Gerindra sebagai parpol pilihan mereka.
"Dari survei yang dilakukan pada tanggal 1-10 Juli 2023 di Provinsi Jawa Barat, kemenangan Prabowo berkorelasi dengan keunggulan Gerindra. Seharusnya keunggulan ini bisa semakin dikapitalisasi untuk memaksimalkan perolehan suara Gerindra,” tutur dia.
Dua ratus hari menjelang hari pencoblosan Pemilu Presiden tepatnya di bulan Juli 2023, Prabowo Subianto unggul sementara dari saingannya Ganjar Pranowo. Hal ini berdasarkan riset dan temuan dari LSI Denny JA. Simulasi Head to head LSI dilakukan hanya dua tokoh saja.
Survei dari LSI dilakukan pada tanggal 3-15 Juli 2023. Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, indepth interviu, expert judgement dan focus group discussion.
"Mengapa hanya mengeksplor dua capres saja? Ini hanya simulasi. Jika ternyata pada akhirnya hanya maju dua capres saja, atau jika maju tiga capres, di putaran kedua berhadapan Prabowo Subianto versus Ganjar Pranowo," katanya Denny JA melalui keterangan tertulis yang diterima VOI kemarin malam.