MEDAN - Wali Kota Medan Bobby Nasution menyebut rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kota Medan 2021-2026 sudah bergerak positif sesuai grand design (desain besar) di kota itu.
"Apa yang direncanakan dalam RPJMD secara perlahan bergerak positif," ucap Bobby dalam rapat paripurna penjelasan kepala daerah atas Ranperda Kota Medan tentang Perubahan Perda No.7/2021 tentang RPJMD Kota Medan 2021-2026 di gedung DPRD Medan dilansir ANTARA, Senin, 7 Agustus.
Di antaranya, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi di Kota Medan yang minus 1,9 persen di 2020, namun pada 2022 telah mencapai 4,71 persen.
Pandemi COVID-19 di 2020 mengakibatkan meningkatnya angka kemiskinan pada 2021 menjadi sebesar 8,34 persen, namun di 2022 Pemkot Medan menekan di angka 8,07 persen.
"Sementara indeks pembangunan manusia dari 80,98 poin pada 2020, namun di 2022 sudah mencapai 81,76 poin atau tertinggi di Sumatera Utara," bebernya.
Bobby mengatakan tingkat pengangguran terbuka di 2020 mencapai 10,74 persen, namun pada 2022 menurun sebanyak 1,85 persen menjadi 8,89 persen.
"Walau belum capai target, tapi pertumbuhan indikator makro pembangunan semakin baik. Hal ini menjadi bahan evaluasi Pemkot Medan merumuskan kembali perencanaan yang lebih tepat guna dan tepat sasaran," paparnya.
BACA JUGA:
Wali kota Medan menuturkan penyampaian Ranperda Kota Medan tentang Perubahan Perda No.7/2021 tentang RPJMD Kota Medan 2021-2026 adalah satu tahapan yang akan dilanjutkan dengan pembahasan bersama.
Karena itu, dengan semangat kemitraan dan kebersamaan sebagai bagian kolaborasi pembangun, pembahasan ranperda tentang perubahan perda ini dapat berjalan konstruktif.
"Perubahan Perda Nomor 7 Tahun 2021 tentang RPJMD Kota Medan 2021-2026 kiranya berjalan konstruktif dan komprehensif, sehingga menghasilkan rekomendasi saran dan masukan yang solutif," tutur Bobby.